Minggu, 22 November 2020

Interpretasi

Kenapa sebagian ulama terdahulu menulis dengan bahasa syair, puisi, simbol atau yang sejenisnya?
Salah satu contoh Hujatul islam Al Gazali RA pernah di cela karna menggunakan bahasa yang sukar di fahami di sebagian karyanya, kemudian beliau menjawab celaan ini dengan entengnya, beliau RA berkata yang kurang lebih seperti ini ; "Dimana-mana yang mengikat itu maknanya bukan kata atau kalimatnya."

Jadi begini loh mas... :
Pada Umumnya, bukankah segala sesuatu yang tidak bisa di cerna secara spontan itu membutuhkan interpretasi, kenapa..? Karena interpretasi itu bisa merangsang seseorang yang haus akan pengetahuan saya ulangi (haus akan pengetahuan)! untuk berfikir dan melakukan penelitian yang insa Allah ia mengerti bahkan keunggulan metode ini sangat boleh jadi seseorang mendapat disiplin ilmu yang lain dalam perjalanannya berfikir dan melakukan penelitian itu.

Tentu saja bekal pertama yang harus kamu bawa adalah Khusnudzon saya ulangi (khusnudzon)!, dengannya kamu mengetahui kebenaran dengan 'dalil-dalil' yang kuat atau mengetahui kesalahan dengan bantahan yang kuat.
Seseorang yang membantah sesuatu atau membenarkan sesuatu tanpa mengetahui hakikat dari yang dibantah atau yang dibenarkannya maka ia melakukan tindakan yang serampangan, bukankah ini tidak layak di lakukan oleh orang yang berfikir.

Kalu kita menolak interpretasi atau hal yang menimbulkannya maka bagaimana kita menerima ilmu tafair dan asbabunuzulnya, ilmu hadits dan asbabul wurudnya, ilmu ushul dan fikihnya, ilmu tauhid dan tasawufnya atau hubung kait antara kesekian di siplin ilmu-ilmu itu, Bukankah semua itu hasil interpretasi apakah itu dari makna, kondisi, suasan, waktu, tempat kejadian dsb, hal-hal yang mendatangkannya dan efek yang di timbulkannya.

Sebenarnya dalam kehidupan yang kita jalani sehari-haripun di penuhi hal ihwal yang tidak bisa kita fahami secara spontan. Terlepas dari salah dan benar dalam pengambilan keputusan, bukankah kita telah berinterpretasi, apakah itu secara langsung atau tidak langsung, implisit atau eksplisit, kognitif, intuisi, subjektif, objektif atau bahkan secara akademis.
Wallahualam

Sabtu, 14 November 2020

Berfikir

Berfikirlah. Di dalam Al Quran berkaitan dengan ihwal ini disebutkan sebanyak 18 kali. Kita tau setiap orang muslim sejak kecil di suguhui dalil-dalil deduktif sebagai landasan dari setiap interpretasi sejauh mana kita memahami konsep kebenaran dan ketidak benarkan, artinya kita harus yakin betul dangan kesadaran bahwa hal ini benar dan hal ini salah.
"Berfikirlah, karna berfikir artinya menolak kebodohan dan menerima pengetahuan." Saya bukan sedang mencela keimanan yang berlandaskan deduktifitas tapi saya hendak berbicara bahwa di sinilah "orang awam dan orang alim sama-sama memiliki nilai tapi tidak untuk orang bodoh."
Orang awam memiliki nilai pada amalnya dengan lompatan teologi, orang alim bernilai pada ilmunya dengan mengamalkannya, tapi orang bodoh tidak bernilai karna menghancurkan nilai-nilai.
1. Allah melaknat 'orang yahudi' karna kealimannya (karna menyembunyikan kebenaran).
2. Allah menyesatkan orang nasrani karna kebodohannya (Allah memiliki anak).
3. Allah 'merahmati' orang muslim dengan fikirannya (yang awam juga yang alim).
Wahai orang mukmin hindarilah sifat 1 dan 2.

Karunia dan nikmat

"Kita tidak perlu bersikeras beranggapan bahwa ketoatan atau kemaksiat adalah sebuah 'landasan mutlak' bagi datang atau pergi sebuah karunia Allah SWT, datang atau pergi sebuah karunia tidak selalu berarti datang dan perginya nikmat karena karunia dan nikmat itu dua hal yang berbeda, kadang beriringan kadang juga tidak."
Berhati hatilah pada sebuah karunia karna ia bisa menghijab seseorang dari empunya : jika engkau beranggapan banyaknya karunia adalah hasil dari nikmatnya sebuah ketoatan sebagai rahmat Allah SWT maka itu berarti namruz, firun dan haman serta korun adalah orang yang mesti kita benarkan, jika engkau beranggapan perginya sebuah karunia berarti azab karna kemaksiatan maka Yaqub AS tidak perlu menangis hingga buta, Musa As tidak perlu tersesat di padang teeh, apakah ketoatan Ayub As mesti kita sangsikan juga.
Kamu harus tau jika ketoatan itu sebuah syarat maka ia adalah syarat bagi datangnya nikmat tidak peduli apakah karunia itu ada atau tidak ada, apakah dengan sedikit karunia atau banyaknya karunia. Benar jika ada yang berkata bahwa ketaatan itu juga sebuah karunia maka itu berarti engkau juga harus faham bahwa engkau tidak boleh terhijab oleh ketoatanmu.
'Jangan kamu mengira bahwa azab itu hanya bala bencana atau hilangnya sebuah karunia, jangan juga kamu mengira ciri sebuah nikmat adalah keluasan karunia yang ada padamu sehingga kamu merasa aman dari perbuatan maksiat.
seremeh temehkah pemahamanmu itu?' sehingga azab yang paling mengerikan tersamarkan dari pengawasan hatimu tidak lain adalah ketika Allah SWT menghijabmu darinya : yaitu ketika Allah menghalangimu dari kelembutan-kelembutan kebahagiaannya dan ketika kenikmatan 'bermunajat kepada Allah di cabut dari hatimu'. 

Sabtu, 31 Oktober 2020

Sebuah Nilai

"Pengetahuan yang di kumpulkan dengan cara menjauhi moral akan selalu meninggalkan manusia di saat 'sekarat'." Meski tanpa kenal lelah engkau untuk mendapatkannya!
Pertanyaannya untuk apa engkau mendapatkan pengetahuan, apakah engkau mengerti tentang pentingnya pengetahuan, apakah untuk berguna bagi manusia atau hanya untuk menjadi yang terbaik?

Tentang apakah pertalian yang sejujurnya tentang upayamu dalam mendapat sebuah pengetahuan dengan Rububiyah ; "Sebenarnya engkau tidak perlu memandang atau beranggapan bahwa upayamu untuk mendapatkan pengetahuan adalah sebuah kerja kerasmu, konsentrasikan saja dirimu dalam sebuah pengabdian itulah nilai yang sebenarnya. Pengetahuan adalah kualitas yang tidak sulit bagi jiwa."

Ketika seorang menganggap dirinya paling mengerti akan pengetahuan maka untuk mendapatkan sesuatu bukankah ia harus mempersiapkan pengetahuannya, tapi ketika ia mendapatkan yang di inginkannya malah dia tidak bisa menenangkan jiwanya, karna pengetahuan semacam ini tidak bisa menentukan kualitas dari jiwa seseorang. 'Seperti warna, warna bukanlah kualitas asli dari dunia ini itulah mengapa ia terlihat samar disamping matahari'.

Seseorang yang mendapatkan pengetahuan dengan mengerti nilainya akan hebat dalam bidangnya tapi seseorang yang menginginkan pengetahuan demi mendapat sesuatu akan terus bersaing dalam hidupnya untuk membuktikan dirinya yang paling baik tapi dia tidak akan pernah jadi yang terbaik.

"Tujuan tidak benar untuk mendapatkan pengetahuan memungkinkan seseorang untuk melupakan nilai-nilai kebahagiaan dan hikmah dari kepedihan." Lalu apa kaitan pengetahuan dengan pengabdian? Ingatlah posisimu kau tidak sedang berkompromi dengan taqdir, sepahit dan segetir apapun itu, Bersabarlah, pohonkanlah petunjuk kepada yang kuasa, merenunglah dimana letak ketidak benaran yang kau maksud? Semoga engkau lupa akan penderitaan itu karna mengambil bagianmu dari takdir dan menerimanya dengan lapang dada adalah watak dasar dari jiwa, inilah nilai terpentingnya.

Yah... kesedihan dan kepedihan yang kau alami adalah hal yang nyata tapi apakah kau lupa bahwa kesenanganpun adalah hal yang nyata! Inilah realitas hidup. Tapi apakah engkau yang menentukan nilainya? Tidak... Allah lah yang menentukan nilainya! Jika kau menerima keduanya dan tetap meletakan dirimu pada kebenaran maka seluruh manusia akan menerima manfaatnya inilah nilai pengetahuan dalam pengabdian terhadap sang pencipta.

Kau harus mengerti sifat sifat sang pencipta juga cintanya agar kau tidak terkecoh oleh pengabdian palsu atau cinta buta. "Manfaat sejati dari pemberian manusia adalah untuk pemberi amalnya bukan yang menerimanya," seseorang yang bermanfaat adalah ia yang mengabdikan dirinya pada kebenaran dan manfaatnya akan terasa pada orang banyak tapi seseorang yang hidup untuk kepentingan dirinya sendiri yang di rugikan bukan hanya dirinya tetapi masyarakat banyakpun akan dirugikan bukankah ini kebatilan.

Kamis, 15 Oktober 2020

Gagak Hitam

Mendengarkan 'gagak hitam' bercerita?
Ia tidak suka dikurung juga tidak suka di babaskan ; dikurung tersiksa dilepas binasa : ia terbang liar dari loka ke loka hingga ujung timur dan barat, tidak sedikit gagak yang sampai kemari dan menjadi penghayal. Adakah engkau mencicipi gula rasanya pahit, kenapa tutur dan diamku dianggap pertanda buruk.?
Wahai yang tidak terkendali.!"Alangkah lemahnya deduktifitas, alangkah bobroknya fisualitas dan alangkah melaratnya linguisitas, Tidakah engkau tahu subjektifitas dan objektifitas lahir dari penataan mental belaka." : Ini adalah Alam Penyaksian! Tanggalkanlah seluruhnya karna yang akan kau saksikan bukan 'sesuatu dan hal', dibalik dinding ini 'Ada' yang tidak di luar. Setelah itu kembalilah pulang seperti sediakala dan jangan menjadi pembual.

Minggu, 27 September 2020

Tidak perlu khawatir pada masa depan

"Bagi saya masa depan itu tidak lain hanyalah implementasi dari masa yang telah berlalu karna itulah saya sama sekali tidak takut ataupun khawatir pada 'masa yang akan datang yang tentunya tidak saya ketahui', yang membuat saya takut dan khawatir adalah masa yang telah berlalu yang tidak juga saya ketahui."
Tapi karna ketidak tahuan itulah saya jadi punya harapan, karna harapan itu saya jadi punya amalan ; namun semua yang saya lakukan bukan untuk merubah apapun melainkan lebih seperti sebuah karunia : 'seperti tongkat bagi orang buta atau seperti lampu dalam kegelapan yang nyata'. Duhai... kiranya Jibril tidak menangis ketika mengingat kisah iblis.

Jumat, 25 September 2020

Kekuasaan Absolut

Kekuasaan Allah itu absolut ia tidak bisa di intervensi, provokasi, intimidasi, fasilitasi ataupun di manipulasi dan harus tidak terikat hukum-hukum apapun.
Jangan pernah menafsirkam kekuasaannya menurut seleramu atau mengartikannya sebagaimana kekuasaan manusia ; kekuasaan itu artinya bukan perubahan yang menjadi ketetapan baru kekuasaan itu artinya mutlak tetap sebagaimana adanya, perubahan dan penetapan itu hanya ada di alam persepsi saja kebenarannya tidak ada yang berubah artinya yang kita sebut perubahan dan penetapan itu tidak lahir kemudian melainkan telah ada sejak semula.

Banyak saat mengunci mulut

"Buah mangga yang matang lebih dulupun kadang kala di takdir untuk patah dan jatuh dari pohonnya di guyur hujan, dimamah mentari, membusuk tidak di hargai, tidak di kenang, tidak di ingat, tidak di lihat kecuali kebusukannya itu. Tertimbun di dalam tanah, di injak dan di anggap tidak ada sampai akhirnya ia menjadi pohon yang di harapkan semua orang" ; Diam dan kunci mulutmu sekuat mungkin, jangan terlalu menghiraukan persepsimu apakah hatimu menangis ataupun tersenyum sampai ia yang kuasa menjelaskannya kepadamu hakikat tangis dan senyumu wahai jiwa ini adalah salah satu siklus yang maha sempurna dan maha bijaksana. Teruslah berharap kebaikan kepada Allah yang maha baik diantara tangis dan senyumu 'karna duduk dalam sunyi selalu mencuri perhatian langit dan jeritan dalam mulut yang terkunci sangat mungkin menembus dinding arasi.'

Bantahan terhadap kaum sekuler

Ketika Sayidina Ali bin abi tolib KW ditanya orang sekuler dari golongan yahudi yang +- redaksinya seperti ini ; "apakah kehendak Allah mendahului segala sesuatu?" Di jawab yah benar. "Apakah Allah sudah tahu siapa yang akan jadi ahli neraka atau ahli surga?[1] Di jawab yah benar. "Apakah rencana Allah itu tidak akan gagal?" Di jawab yah benar.


Orang sekuler itupun melanjutkan dengan niat menyudutkan beliau "kalau begitu untuk apa 'bersyariat' kalo semua sudah di tentukan?" Di jawab : agar jelas sebab apa engkau menjadi ahli surga atau ahli neraka. Perdebatanpun selesai dengan kemenangan beliau atas orang sekuler.


Ketika seseorang bertanya kepada hujatul islam tuan Abu hamid bin muhamad bin muhamad bin ahmad Al Gazali ; "Apa gunanya doa dan ikhtiar sementara taqdir Allah tidak bisa di tolak?"


Lalu beliau menjawab : secara umum tolak bala itu juga termasuk taqdir karna ketentuan Allah diturunkan bersamaan dengan sebabnya, jadi ketika Allah menentukan sesuatu maka Allah juga menentukan sebab sebabnya. Maka beliau menjawabnya secara syariat tanpa melepaskan hakikat, menjawabnya dengan ubudiyah tanpa terpisah dari rububiayah. Semoga Allah meridai beliau.


Maka senadalah dengan pernyataan ibnu Atoilah asakandari dalam kitab hikamnya yang kurang lebih seperti ini "Segala sesuatu yang terjadi di alam ini baik penetapan atau perubahannya tidak akan pernah terjadi di luar alam."


Semoga Allah meridai beliau.

Catatan :


1.

ۖ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ

Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang meraka

. ۚ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ

Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya.


I'broh.


: "Allah mengetahui dan kita tidak mengetahui karna itulah seharusnya kita bersikap seperti orang yang tidak mengetahui, jauhi syakwasangka jadilah orang yang tau diri karna pengetahuan kita adalah ketidak tahuan dan kemampuan kita adalah ketidak mampuhan!"


"Ketika seseorang melewati jalan yang tidak ia kenal medan dan juga kondisinya lagi gelap maka orang yang berakal akan senantiasa berhati-hati baik dengan lapu penerangan (ilmu) apalagi tidak dengan lampu penerangan (tidak berilmu) tentu seharusnya ia akan lebih waspada bukan : Jadi asalkan kita memiliki logika yang sehat kita akan memahaminya kita harus menanamkan keyakinan ini di dalam kesadaran murni kita dengan tidak melanggar 'konstitusi ilmu'.


Secara syariat di alam kausal (asbab/sebab musabab) kita akan berkata "sebab mendatangkan akibat" : di alam basyariah pernyataan ini benar atau separuh benar.


Secara hakikat kesadaran murni kita akan berkata akibat mendatangkan sebab (kehendak Allah turun bersamaan dengan sebabnya) dan itu berarti sebenarnya 'taqdir tidak memerlukan undangan' : jadi "kehendak dan juga sebabnya, hakikat dan syariatnya kesemua atau keduanya itu bukan sebuah pilihan melainkan kita harus menelan keduanya seperti 'sebuah hidangan dalam nampan yang sama pada sebuah perjamuan agama dan bagian masing-masing orang adalah apa yang mampuh ia cicipi dari keduanya' sebagaimana Tasawuf dan juga fiqih. Seperti mana pernyataan Al Imam As syafi'i ; suatu waktu beliau mencela Ahli Fiqih dan pada waktu lain mencela Ahli tasawuf yang menjadikan pernyataan utuh dalam kesimpulannya "di dunia ini hanya ada dua Ahli, pertama ahli fiqih kedua ahli tasawuf maka janganlah kalian menjadi salah satu dari dua itu tetapi jadilah keduanya.


Jika engkau menjadi Ahli fiqih saja kamu akan keras hati dan sombong sehingga tidak bisa merasakan kenikmatan ibadah melainkan luarnya saja dan jika engkau menjadi ahli tasawuf saja maka engkau akan zindik tersesat ke jalan setan.


Jadi keduanya harus di fahami secara bersamaan. "Jika kita ingin mengerti lautan dan sungai secara bersamaan maka kita harus memahami koala yang mana koala itu bukan laut bukan juga sungai, bukan selain laut atau sungai, bukan asin atau tawar, bukan selain asin dan juga bukan selain tawar."


Jadilah umat yang ideal sebagaimana dimaksud.


Allah Ta’ala berfirman :


(وكذلك جعلناكم أمة وسطا ) “ Dan Yang Demikian Itu Kami Jadikan Kalian (Umat


Islam ) Sebagai Umat Pertengahan”.


Perbekalan

"Semakin banyak perbekalan yang kau bawa dalam sebuah syafar semakin payah engkau mengangkat beban semakin lambat pula engkau mencapai tujuan! Tapi engkau tidak perlu meninggalkan seluruh perbekalanmu, yang harus kau lakukan adalah membelanjakannya dengan benar, sedikit demi sedikit bebanmu luruh sehingga engkau tidak terlalu 'cepat dan tidak terlalu lambat' mencapai tujuan. Selanjutnya Halilullah Ibrahim As berdoa Aslamtu Lirobil alamin."

Lihatlah para pendahulumu dalam agama (para salaf) mereka berbekal namun mereka hanya bertawakal kepada Allah SWT : karna mereka tahu perbedaan antara berbekalkan tawakal dan bertawakal pada bekal.
Bahwasannya tawakal itu dari mula sampai tidak terkira pada masa dan suasan inilah syafarnya para salaf ; mereka berbekal namun tawakalnya tidak datang karna sebab sebab yang menghadirkannya, inilah yang di maksud Ibnu Atoilah RH dalam hikamnya "tanda keberhasilan seorang hamba dalam sebuah perjalanan adalah berserah diri sejak mula."

Namun bertawakal pada bekal artinya mereka bertawakal kepada sebab sebab yang mendatangkannya baik mereka membawa bekal ataupun tidak membawa bekal atau seperti orang yang berkata "berusaha saja dulu dengan maksimal setelah itu sisanya serahkan kepada Allah" mereka tidak sadar telah menjadikan yang utama (Allah) sebagai yang kedua (pelatian) ini sungguh sangat lancang bukan, ketika berhasil mereka katakan ini hasil jerih payahku dan ketika gagal mereka berputus asa dan berburuk sangka kepada Rabnya atau seperti orang yang berkata "tidak usah membawa bekal kita serahkan saja segalanya kepada Allah SWT, mereka tidak sadar bahwa mereka telah meninggalkan hak-haknya terhadap Allah dalam syariat ; kiranya inilah tawakal orang orang bodoh. Maka hujatul islam Al Gazali RH mengatakan bahwa "berserah diri itu dengan pengetahuan bukan dengan kejahilan.

Bumi tidak bisa menyucikan manusia

Ketika fathul makah baginda Nabi Muhamad SAW bersama kaum  muslimin berjaya membebaskan kembali tana harom dan menyucikan kembali ka'bah. Kemudian di lanjutkan sahabat As sidik Abu Bakasr RA, sistem pemerintahan mulai di buat secara konstitusi dan di sempurnakan dimasa Al Faruk Umar RA.
Kemudian beliau mulai menyurati Sahabat sahabat yang di luar makah atau di luar negeri untuk kembali ke makah yang +- maksudnya seperti ini "kini mekah sudah aman dan damai kembalilah ke makah untuk beribadah di tanah harom yang pahalanya 1000 kali lipat daripada daerah lain." Sebagian sahabat kembali ke mekah sebagian sahabat yang senior tidak termasuk Salman Al Farisi RA, Kemudian salman mbalas surat umar dengan berkata +- seperti ini :

اعلمو ان الارض لم تقدس احدا
وانما يقدس الرجل عمله
ولكن انشروا في بلا دالله
وعلموا فان التعليم داب الامنبياء

"Bumi itu tidak bisa menyucikan manusia, yang bisa menyucikan manusia itu amalnya sendiri.
Maka menyebarlah kalian di seluruh penjuru dunia dan ajarkan islam, karna mengajarkan islam dan menyebarkannya adalah watak para nabi. "

Karna itu dimanapun kita berada tebarkanlah kebenaran dan berbuat benarlah. Cobalah kita tiru watak para nabi, dimanapun mereka berada mereka menegakan tauhid, untuk itu kita harus mengawalnya agar lestari, terutama pada anak keturunan kita atau pada sekup yang lebih luas. Berusahalah agar kita tidak mengecewakan siapapun demi kehormatan agama ini.

Realitas dan kebenaran

"Se ekor burung terkapar di tengah padang pasir yang terik dengan sayapnya yang patah karna pemangsa, kemudian datanglah kawanan burung membawakan makanan dan memberinya perawatan" : Tawakal itu bukan tentang sayap yang patah atau tentang simpatiknya sekawanan burung, tetapi sikap zuhud seseorang melihat tawakal pada keseluruhan kisah ini. Karna zuhud itu tidak berarti miskin dan bertasawuf itu jelas tidak berarti meninggalkan syariat.
Pada prinsipnya di dunia ini hanya ada dua jenis disiplin ilmu, yaitu fiqih dan tasawuf maka janganlah memilih salah satunya tapi pilihlah keduanya.

Sekilas Tawakal

"Se ekor burung terkapar di tengah padang pasir yang terik dengan sayapnya yang patah karna pemangsa, kemudian datanglah kawanan burung membawakan makanan dan memberinya perawatan" : Tawakal itu bukan tentang sayap yang patah atau tentang simpatiknya sekawanan burung, tetapi sikap zuhud seseorang melihat tawakal pada keseluruhan kisah ini. Karna zuhud itu tidak berarti miskin dan bertasawuf itu jelas tidak berarti meninggalkan syariat.
Pada prinsipnya di dunia ini hanya ada dua jenis disiplin ilmu, yaitu fiqih dan tasawuf maka janganlah memilih salah satunya tapi pilihlah keduanya.

Intelektualisasi cinta

Intelek dan cinta terbuat dari bahan berbeda. Intelek mengikat manusia dalam simpul-simpul dan tak mau mengambil risiko apa pun, sementara cinta meluruhkan semua simpul dan menerjang segala risiko. Intelek senantisa berhati-hati dan menyarankan, ‘berhati-hati bila berlebihan dalam kebahagiaan,’ dan cinta akan mengatakan ‘ah lompat saja, celupkan dirimu seluruhnya!’ Intelek tidak mudah diruntuhkan sementara cinta dapat dengan mudah dan suka cita meluruhkan diri menjadi puing. Namun harta karun senantiasa tersembunyi di balik puing. Di balik serpihan hati, terkandung harta karun tiada banding.

Kebanyakan masalah di dunia ini berakar dari kesalahan linguistik dan kesalahpahaman yang sederhana. Jangan pernah menelan rangkaian kata secara mentah-mentah. Ketika kau mulai menginjak ranah cinta, bahasa seperti yang jamak kita pahami menjadi usang. Hal-hal yang tak dapat diungkap melalui kata-kata hanya dapat dipahami melalui keheningan.

Kesepian dan kesendirian adalah dua hal yang berbeda. Ketika kau merasa kesepian, mudah bagimu untuk membuat dirimu percaya bahwa kau telah berada di jalan yang benar. Kesendirian lebih baik buat kita, karena ia berarti sendiri tanpa merasa kesepian. Namun, pada saatnya nanti, yang terbaik adalah menemukan seseorang, seseorang yang dapat menjadi cerminmu. Ingat, hanya melalui hati orang lainlah kau benar-benar dapat melihat dirimu dan merasakan kehadiran Tuhan di dalam dirimu.

Apa pun yang terjadi dalam dirimu, tak peduli betapa tampak menyusahkan, jangan pernah terjerembab ke dalam jurang kesengsaraan. Bahkan ketika semua pintu tampak tertutup, Tuhan akan membukakan sebuah jalan baru bagimu. Tetaplah bersyukur! Amatlah mudah untuk merasa bersyukur ketika semua terasa baik-baik saja. Seorang Sufi tak hanya bersyukur atas apa yang telah diberikan kepadanya, namun juga untuk segala yang ditahan darinya.

Kesabaran tak berarti bertahan secara pasif. Ia berarti memiliki pandangan yang cukup jauh sehingga yakin akan hasil akhir dari suatu proses. Apa makna kesabaran? Kesabaran berarti menatap duri dan melihat bunga mawar, menatap malam dan melihat subuh. Ketidaksabaran berarti hanya memiliki pandangan jangka pendek atau sesaat sehingga tak dapat melihat jalan keluar atau hasilnya nanti. Para pecinta Tuhan tak pernah habis kesabarannya, karena mereka tahu: dibutuhkan waktu bagi sang rembulan sabit untuk menjelma purnama.

kekeuatan adalah respon dari kebutuhan

"Kekuatan adalah respon dari kebutuhan, bukan keinginan..! : Karnanya banyak orang menderita karna kekecewaan."
Kebanyak kita tidak mengerti hal ini, Saat persepsi menafsirkan kegagalan sebagai kehancuran sebagai implementasi ambisi yang lahir dari nafsu-nafsu liar tanpa penggembalaan, ketika mereka di taqdirkan untuk patah maka hatinyapun turut Hancur menjadi kepingan puing-puing.
"Tetapi orang-orang yang di beri petunjuk menyadari 'harta karun' tiada terbilang senantiasa berada di balik puing-puing."[]

pohon taqdir

"Dahan dan ranting pada sebuah pokok adalah pohon juga." : Apakah kita mengira Allah azawajala menciptakannya tanpa pohon ataukah kita mengira pohon di ciptakan tanpa dahan-dahan dan ranting-rantingnya? 'Janganlah begitu, sebenarnya pohon itu beserta dahan dan rantingnya'.
"Hingga engkau tahu apa artinya di balik ikhtiar dan doa sementara taqdir Allah tidak bisa di bendung.
Fikirkanlah itu."

Manfaat takut dan cemasan

"Rasa 'cemas (takut) yang sangat kadang-kadang menghilangkan pedihnya luka seketika'[] meskipun luka itu masih ada sebelum 'harapan teramat sangat besar'[] mengobatinya."
Inilah perjalanan ketika luka-luka benar benar sembuh engkau baru tau bahwa harapan dan kecemasan itu juga cinta. Sekiranya janganlah begitu, sedarilah dari semula bahwa kepedihan juga termasuk perhiasan dari cinta.

Hayalan orang alim

Mereka-mereka itu menularkan hayalannya kepada orang banyak bahwa ilmu itu tidak lain hanyalah :
Fatwa pemerintah yang di pakai para 'qadhi (hakim)' untuk menyelesaikan persengketaan ketika berkecamuk kezaliman.
Sebagai jidal yang di peralat oleh orang yang mencari kemegahan untuk memperoleh kemenangan dan keuntungan.
Atau sebagai sajak yang dihias untuk di pergunakan juru-juru nasihat untuk mempengaruhi orang awam.

Tidak ada yang mereka lihat selain 3 hal ini yang di jadikannya tempat berburu yang haram dan menangguk harta kekayaan duniawi. Adapun ilmu jalan akhirat yang di tempuh ulama-ulama terdahulu yang Allah menamakan dalam kitabnya yaitu : Fiqih, Hikmah, Ilmu, Cahaya, Nur, Hidayah dan petunjuk. Telah di lipat dari orang banyak dan menjadi hal yang di lupakan.

Cintanya Allah

Akan di hadirkan seseorang di hari kiamat, ini mewakili sekian milyar manusia di dunia yang seperti ini.
Akan di hadirkan seseorang di hari kiamat lalu Allah SWT menghentikannya lalu Allah SWT menutupinya dengan sebuah sitroh (tirai) dan bertanya : "Apakah engkau ingat dosa yang kau lakukan di hari ini?" Orang itu menjawab "yah hamba ingat wahai tuhanku."
Kemudian Allah SWT bertanya lagi sebagaimana pertanyaan yang sebelumnya dengan pelanggaran yang berbeda pada waktu yg berbeda dan di jawab dengan jawaban yang sama.
Kemudian setelah itu Allah SWT berseru kepada orang itu : "Sebagaimana aku telah menutupinya di dunia maka di hari ini aku telah mengampuninya." 
Ya Rahman 🥺😭

Tafakur

“Mohonlah pertolongan atas pembicaraan dengan diam dan atas 
kesimpulan dengan tafakkur.”

Karena
“Pandangan yang baik terhadap 
'berbagai hal' adalah ke
selamatan dari tipuan. 
Keteguhan dalam pendapat adalah keselamatan dari kelalaian dan penyesalan. Menimbang dan berpikir menyingkapkan keteguhan hati, serta kekuatan dalam pandangan orang-orang bijak merupakan keteguhan dalam diri dan kekuatan 
dalam pandangan.

Untuk itu
berpikirlah sebelum membulatkan tekad. Lakukanlah kajian se�cara mendalam (tadabbur) sebelum menyerang 
(musuh) dan bermusyawarahlah sebelum maju.”

Ketahuilah
“Empat keutamaan.
Pertama :
Tafakur adalah tiang dari kebijaksanaan (hikmah).
Kedua :
membuang keinginan rendah (syahwat) adalah tiang dari kesucian diri.
Ketiga :
Menahan marah adalah tiang dari kekuatan. Keempat :
keseimbangan kekuatan�kekuatan nafsu adalah tiang dari Al-hâl (pengalaman ruhaniah).”[]

kunci gerbang pengetahuan

"Khusnudzon itu seolah membuka gerbang pengetahuan ; dengannya kamu bisa mengetahui hakikat segala urusan : seperti kamu mengetahui kebenaran dengan hujah yang kuat atau seperti kamu mengetahui kesalahan dengan bantahan yang kuat.
Sedangkan syu'udzon itu seolah menutup gerbang pengetahuan ; dengannya kamu tidak akan mengetahui hakikat segala urusan kecuali syakwasangka : seperti kamu mengetahui kebenaran dengan hujah yang lemah atau seperti kamu mengetahui kesalahan dengan bantahan yang serampangan, inilah yang biasa di lakukan orang-orang awam."

Menelisik Esensi doa

Bismillahirrahmanirrahim
Menelisik Esensi doa?

Yah bahwasannya tak terhitung banyaknya mereka-mereka yang merasa kecewa.
Semula, manusia kecewa kepada kehidupan kemudian kecewa kepada Tuhan: Orang miskin yang selalu diperlakukan tidak adil oleh masyarakat di sekitarnya; mahasiswa cerdas yang dijatuhkan dosen yang iri akan kecerdasannya. perempuan berjilbab yang dikhianati suaminya, yang dahulu terkesan shaleh dan alim. Profesor yang memilih “kafir” karena ditipu puluhan juta oleh seorang Ustad, pemikir Islam yang kecewa dengan keadaan umat Islam yang miskin dan terbelakang dan masih banyak lagi bentuk bentuk kekecewaan lainnya lalu Mereka sampai pada sebuah  kesimpulan salah: berdoa tidak perlu. Ada dua alasan utama mengapa mereka sampai pada kesimpulan itu.

Pertama : mereka memandang Kesulitan hidup tak pernah selesai dengan doa;

Kedua : Bila doa kita tidak dikabulkan karena gelimang dosa, sedang semua orang pasti berdosa ? Yah bahwasannya pemikiran seperti ini memang benar namun kesalahannya mereka berhenti pada muara keputus asaan bukan justru memperbaiki diri dalam penghambaannya kepada Allah. Keputus asaan itu berkata ;"apa perlunya berdoa" toh tidak akan di kabulkan.

Ketiga : suudzon kepada Allah. Mereka lalai terhadap nikmat Allah dan lupa kepada hak hak mereka terhadap tuhannya.

Sayang sekali. Pasalnya, mereka lupa untuk meninjau kembali konsep doa dan mereka melupakan siapa dirinya lalu lupa akan adab adab kepada tuhannya.
Kita bisa saja memandang doa sebagai mantra magis untuk mengendalikan alam semesta, namun tuhan tidak bisa dilihat sebagai kekuatan gaib yang harus tuduk kepada kemauan kita.
Jika demikian, doa kita mirip lampu Aladin dan Tuhan yang menjadi jinnya. Ketika kita berdoa, Tuhan harus keluar untuk bersimpuh di depan kita, “Tuan, katakan kehendak Tuan“.
Karena itu, ketika Tuhan tidak memenuhi kehendak kita, kita marah kepada-Nya. Kita kecewa dan segera membuang lampu Aladin itu.
Tahu dirilah bahwa kita seorang hamba. Maka pantaslah Ibnu Ataillah Rahimahullah dalam kitab Al hikam yang kurang lebih beliau berkata ;"doa bukanlah sebuah tuntutan melainkan sebuah penyerahan diri ; 'janganlah engkau di sibukan kepada tuntutanmu terhadap hak hak Allah terhadapmu tapi sibukanlah dirimu kepada hak hakmu terhadap perintah perintah Allah."

“Bila anda ingin tahu posisi anda di sisi Tuhan, lihatlah di mana posisi Tuhan di hati Anda”,  ujar Imam Ja’far as-Shadiq. Alangkah tidak beradabnya kita di mata Tuhan bila memperlakukannya sebagai jin dalam lampu Ajaib.
Kita mungkin bisa berdalih, doa adalah ungkapan cinta. Yah... tapi Masalahnya, kita hanya berdoa kepada-Nya ketika memerlukan-Nya. Cinta macam apa seperti ini? Cinta masa puber kah.

Janganlah seperti orang yang mengatakan, "Aku mencintaimu karena aku membutuhkanmu.' tapi jadilah orang yang mengatakan , ; Aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu."

Sedikit saya membawakan beberapa kisah yang mudah mudahan bisa di jadikan i'tibar.

Sebelum beranjak lebih jauh, saya ingin menyebutkan dua hadis qudsi yang sangat menyentuh.

Pertama,
Hadis qudsi yang mengisahkan dua raja :
dulu ada seorang raja yang sepanjang hidupnya hanya berbuat maksiat dan zalim. Kemudian, ia jatuh sakit. Para tabib meminta agar ia berpamitan saja kepada keluarga, sebab ia tidak bisa disembuhkan kecuali dengan sejenis ikan. Dan, sekarang ini bukan musimnya ikan itu muncul di permukaan laut. Namun, Tuhan mendengar itu, dan memerintahkan para malaikat untuk menggiring ikan-ikan agar muncul ke permukaan laut. Singkat cerita, akhirnya raja dapat memakan ikan itu. Ia pun sembuh seperti sedia kala.
Pada saat yang sama, di negeri lainnya ada seorang raja yang adil dan saleh jatuh sakit. Para tabib juga mengatakan bahwa obatnya adalah ikan yang sama. Tapi jangan khawatir, sekarang ini musim ikan itu muncul di permukaan laut. Sangat mudah memperoleh ikan itu. Namun, Tuhan justru memerintahkan para malaikat untuk menggiring ikan-ikan itu masuk ke sarang-sarangnya. Akhir cerita, raja yang adil itu menghembuskan nafsanya yang terakhir.

Seperti kita di bumi, konon, di alam malakut sana para malaikat bingung. Mengapa doa raja yang shaleh itu tidak dipenuhi, sementara justru doa raja yang zalim itu dipenuhi ?  kemudian Tuhan berfirman,
“Walaupun yang zalim ini banyak berbuat dosa, pernah juga dia berbuat baik. Demi kasih sayang-KU, AKU berikan pahala amal baiknya. Sebelum meninggal dunia, masih ada amal baiknya yang belum AKU balas. Maka KU-segerakan membalasnya, supaya dia datang kepada-KU hanya dengan membawa dosa-dosnya”.(Artinya, sudah tidak ada lagi amal salehnya yang harus dibalas). “Demikian juga dengan raja yang saleh itu. Walaupun ia banyak berbuat baik, ia pernah juga berbuat buruk. Aku balas semua keburukannya dengan musibah. Menjelang kematiannya masih ada dosanya yang belum KU balas. Maka, AKU tolak doanya untuk mendapatkan kesembuhan, supaya bila ia datang kepada-KU, ia hanya membawa amal salehnya.

Kedua,
Ingatkah kita pada hamba Allah yang mulia bernama Zakaria yang berdoa ingin punya anak dan beliau adalah seorang nabi, Setelah menikah pada usia 20 tahun, setiap hari ia berdoa. Meski terus berdoa sampai berusia 80 tahun, doanya tidak juga terkabul. Berhentikah beliau berdoa ? kecewakah beliau kepada Tuhan ? Tidak. Beliau justru terus berdoa. Karna itulah Tuhan memuji Zakariyya, setelah Zakariyya memuji Tuhan.

“Ingatlah rahmat Tuhanmu untuk hamba-Nya Zakaria. Ketika ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara lembut. Ia berkata, “Tuhanku, sungguh sudah rapuh tulangku, sudah berkilauan kepalaku dengan uban, tetapi aku belum pernah kecewa untuk berdoa kepada-Mu, Ya Tuhanku” (QS. 19:2-4)

Nabi Zakaria seorang Nabi yang di jaga dari dosa tapi Tuhan tidak menyegerakan mengabulkan doanya. Kita baru berdoa beberapa minggu saja sudah menggerutu.

Hadits qudsi; “Tuhan berfirman kepada para malaikat : ‘Disana ada seorang hamba-Ku  yang fasik, banyak berbuat dosa, berdoa kepada-Ku. Segera penuhi permintaanya. AKU bosan mendengar suaranya. Ditempat yang lain ada seorang hamba-KU yang saleh sedang berdoa kepada-KU. Tapi, tangguhkan permintaanya. AKU senang mendengar rintihannya“.

Lalu; Tidakkah kita ingat tentang kisah Nabi Allah Musa a.s Ia berjuang dan berdoa untuk kejatuhan Fir’aun dalam waktu yang tidak sebentar. “Ada rentang waktu empat puluh tahun antara permulaan doa Musa a.s,” ujar Imam Ja’far. Nabi Musa yang tak berdosa saja mau menunggu selama empat puluh tahun untuk menggulingkaan fir'un.

Wallahualam bisawab...

Sabtu, 19 September 2020

Membantah sekuralitas

Mari berfikir.
Menurut saya :
"Realitas dan Kebenaran itu dua hal yang berbeda dan menyamakan keduanya akan melahirkan sekularitas." : Realitas itu pernyataan yang manipulatip dan bersifat politis sedangkan kebenaran itu absolut, ideal, murni tidak bisa di potong-potong menjadi beberapa bagian lalu di letakan dalam sistem kehidupan, tidak di kontaminasi kepentingan dan pemikiran, tentu harus tidak di lahirkan kemudian.

Baik mari kita analogikan Realitas itu seperti seorang yang berkata "bahwa semua orang akan setuju bahwa daging ayam itu enak, gula itu manis, garam itu asin, kopi itu pahit, tapi seseorang tidak bisa menjadikannya dalil untuk menyama ratakan seluruh keyakinan dalam kebenaran, karna kebenaran tidak bisa di batasi hanya karna hal ihwal yang manipulatif atau politis, kebenaran harus bertanya apakah semua benda benda itu diproduksi, dikelola, diolah, dikonsumsi dengan baik. Jadi kebenaran itu adalah realitas yang di benarkan secara mutlak."

Sikap saya pribadi terus terang saya tidak menyukai persi kebenaran yang bisa di taklukan oleh fikiran saya sendiri, bisa di manipulasi dan di politisi, tentu saja demikian sikap saya dalam memilih Tuhan.
Bagaimana dengan anda? Hehehe

Jadi menurut saya siapa saja yang menyamakan Realitas dan kebenaran sebenarnya ia tidak pernah berfikir realistis karna ia telah mengingkari logisitasnya sendiri. Mereka memuja akal tapi sebenarnya mereka tidak pernah menggunakan akalnya dengan benar, semakin mereka memujanya semakin menjauh dari kebenaran.

Pemakan tanah

Ketika syaithan menengok ke sekitarnya, dan didapatinya ada orang baik, dia merasa sakit, karena iri-dengki;
"Karena setiap yang terkutuk, yang tumpukan kayu bakarnya telah hangus tak akan sudi melihat lilin orang lain dinyalakan."
"Perhatikan dan teruslah memperbaiki dirimu. 'Sehingga kelebihan' orang lain tak lagi menyakitimu."
Mohonlah agar ditanggalkan-Nya iri-dengkimu, sehingga dialihkan-Nya engkau dari memandang keluar, "kepada cela didalam dirimu sendiri; kiranya sedemikian rupamu terserap, sehingga perhatianmu tak lagi berpaling."

Perbekalan

"Semakin banyak perbekalan yang kau bawa dalam sebuah syafar semakin payah engkau mengangkat beban semakin lambat pula engkau mencapai tujuan! Tapi engkau tidak perlu meninggalkan seluruh perbekalanmu, yang harus kau lakukan adalah membelanjakannya dengan benar, sedikit demi sedikit bebanmu luruh sehingga engkau tidak terlalu 'cepat dan tidak terlalu lambat' mencapai tujuan. Selanjutnya Halilullah Ibrahim As berdoa Aslamtu Lirobil alamin."

Lihatlah para pendahulumu dalam agama (para salaf) mereka berbekal namun mereka hanya bertawakal kepada Allah SWT : karna mereka tahu perbedaan antara berbekalkan tawakal dan bertawakal pada bekal.
Bahwasannya tawakal itu dari mula sampai tidak terkira pada masa dan suasan inilah syafarnya para salaf ; mereka berbekal namun tawakalnya tidak datang karna sebab sebab yang menghadirkannya, inilah yang di maksud Ibnu Atoilah RH dalam hikamnya "tanda keberhasilan seorang hamba dalam sebuah perjalanan adalah berserah diri sejak semula."

Namun bertawakal pada bekal artinya mereka bertawakal kepada sebab sebab yang mendatangkannya baik mereka membawa bekal ataupun tidak membawa bekal atau seperti orang yang berkata "berusaha saja dulu dengan maksimal setelah itu sisanya serahkan kepada Allah" mereka tidak sadar telah menjadikan yang utama (Allah) sebagai yang kedua (pelatian) ini sungguh sangat lancang bukan, ketika berhasil mereka katakan ini hasil jerih payahku dan ketika gagal mereka berputus asa dan berburuk sangka kepada Rabnya, atau seperti orang yang berkata "tidak usah membawa bekal kita serahkan saja segalanya kepada Allah SWT, mereka tidak sadar bahwa mereka telah meninggalkan hak-haknya terhadap Allah dalam syariat ; inilah tawakalnya orang orang bodoh. Maka hujatul islam Al Gazali RH mengatakan bahwa "berserah diri itu dengan pengetahuan bukan dengan kejahilan.

Syakik Al Balki

Kisah singkat Saqiq Al balqi tentang tawakal.

Dimasa awal-perjalanannya Saqiq Al balqi berjalan jalan bersama gurunya dan sampailah di sebuah padang pasir, lalu mereka melihat burung yang terkapar dengan sebelah sayapnya patah karna pemangsa. Kemudian mereka menyaksikan burung-burung yang lain berdatangan membawa makanan dan merawat burung tersebut hingga sembuh.
Kemudian saqiq Al balki berkata pada gurunya : "Setelah saya melihat langsung kebesaran Allah melalui peristiwa ini, saya memutuskan untuk meninggalkan seluruh kekayaan dan perniagaan saya bertawaqal sepenuhnya kepada Allah dan menempuh jalan tasawuf."
Lalu gurunya menjawab : "Cita-citamu sangat baik wahai anaku tapi Kenapa engkau malah meniru burung yang terluka, tidakah engkau melihat sekawanan burung yang membawa makanan dan merawatnya.?"
Bukankah tangan di atas lebih baik dari tangan yang di bawah dan bertasawuf tidak berarti miskin dan meninggalkan bekal yang telah di berikan Allah (lebih baik belanjakan di jalan Allah), bertasawuf juga tidak berarti bodoh dalam syariat (fiqih).

Catatan :
Kezuhudan bukan berarti kemiskinan, orang zuhud bisa juga kaya, kezuhudan itu artinya hilangnya hasrat duniawi di dalam hati. {Rabiahtul adawiyah}

Tawakal itu bukan tentang burung dengan sayapnya yang patah atau simpatinya sekawanan burung melainkan tawakal adalah keseluruhan kisah ini.

Kita harus faqih dan bertasawuf secara bersamaan sebagaimana Al Imam As Syafi'i RH.

Wallahu alam bisawab.

Melihat Nikmat

Firman Allah ;

و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”[(QS. Al Baqarah: 216)
Sodakallahuladzim.]

"Aku tidak pernah mempedulikan kesenanganku ataupun tangisanku karna aku tidak tahu mana di antara keduanya yang lebih baik bagiku menurut Allah." [(Umar bin Khotob) wallahualam bisawab]
"Memanglah demikian ; Setiap yang bergerak itu menuju kepada tabiatnya sendiri. Tak akan seekor sapi menghampiri seekor singa. Seekor serigala takkan tertarik kepada Yusuf, kecuali untuk mencabiknya."

"Dia yg meletakanmu pada taqdirmu saat ini adalah tuhan yang sama yang bisa memberikan kebaikan-kebaikan yang ia pilihkan untukmu, dialah Allah yang tiada sekuti baginya yang meletakan Aras di bawah Ar Rahmannya." ; Dia yg mengikat simpul dn dia jga yg meletakannya adalah tuhan yg sama yg merubah duri menjadi kuntuman mawar, tuhan yg sama yg menumbuhkan teratai di atas lumpur kotor.

Tuhan yg sama yg merubah kobaran api namruz menjadi sejuk semerbak lalu keluarlah ibrahim dengan selamat, tuhan yg sama yg mengganti dengan seekor kambing saat pisau tajam berada di leher ismail Alaihissalam, tuhan yg sama yg membawa kabilah pedagang untuk minum saat seorang pemuda tampan berada di dalam sumur, dialah Yusuf Alaihi sallam, tuhan yg sama yg menyelamatkan bai laki-laki hanyut di sungai nil kepada keluarga firaun sementara firaun sedang gencar mencari bai laki-laki untuk di sembelih, dialah Musa Alaihi Sallam.

Janganlah berputus asa terhadap rahmat Allah apalagi berburuk sangka.
Kadang kala kebaikan itu berada dalam kobaran api kadang juga berada di mata pisau. Dan khalilullah Ibrahim Alaihissalam menerima keduanya dengan sabar. Hingga Allah memuliakannya dan "keturunannya."

"Berbuat baiklah pada orang yang menyakitimu bukan karna ia layak mendapatkan kebaikan tetapi karna kau adalah orang baik dan Allah yang maha adil hendak memberi kebaikan padamu, atau ia Allah hendak memberi petunjuk melalui kebaikanmu."

Selagi nadi  berdenyut selalu ada kesempatan untuk bertaubat, Karna orang yang hendak membunuh Rasulullah salallahualaihi wassalam pun kini jasadnya terbaring di samping kuburan beliau. Dialah Umar Bin Khotob.

Wallahualambissawab.

Buah mangga

"Buah mangga yang matang lebih dulupun kadang kala di takdir untuk patah dan jatuh dari pohonnya di guyur hujan, dimamah mentari, membusuk tidak di hargai, tidak di kenang, tidak di ingat, tidak di lihat kecuali kebusukannya itu. Tertimbun di dalam tanah, di injak dan di anggap tidak ada sampai akhirnya ia menjadi pohon yang di harapkan semua orang" ; Diam dan kunci mulutmu sekuat mungkin, jangan terlalu menghiraukan persepsimu apakah hatimu menangis ataupun tersenyum sampai ia yang kuasa menjelaskannya kepadamu hakikat tangis dan senyumu wahai jiwa ini adalah salah satu siklus yang maha sempurna dan maha bijaksana. Teruslah berharap kebaikan kepada Allah yang maha baik diantara tangis dan senyumu 'karna duduk dalam sunyi selalu mencuri perhatian langit dan jeritan dalam mulut yang terkunci sangat mungkin menembus dinding arasi.'

Aku katakan segala urusanku

Aku mengatakan segala urusanku (do'a) bukan untuk memberitahukannya kepadamu yang maha tahu, tapi aku mengatakannya untuk memberitahu diriku sendiri bahwa aku hanya seorang hamba." ; Aku tidak pandai berkata-kata dan cenderung terbata-bata, tapi aku di beritahu bahwa engkau mengerti melampaui dari sekedar kata-kata, karna itu aku memberanikan diriku untuk menghadapmu meski 'payah penuhluka, meski kotor dan buruk pakaianku' tapi demi keagunganmu tolong maafkanlah... Engkau tahu aku tidak memiliki alasan lain untuk menghadapmu selain itu.

Duhai yang terpilih

"Duhai yang terpilih jangan terlalu terganggu dengan apa yang kau lihat, dengan apa yang kau dengar, dengan apa yang kau rasakan. Biarkan saja ia dan suasananya di dalam hati seperti 'suluh yang menyala di bukit sinai' ; Janganlah engkau menjadikan 'jejak Rasul' sebagaimana seleramu karna itu bisa berarti membangkitkan 'berhala samiri'. Ketika engkau menyadari hal ini tidak ada yang bisa di ungkapkan dan tidak ada yang bisa di sembunyikan karna dunia ini tidak akan mampuh menerjemahkannya, tidak ada yang zahir dan yang batin kecuali dia. Ketika debu-debu berterbangan seharusnya engkau mengerti kenapa '70 puluh orang terpilih jatuh tersungkur mati' di gunung itu."

Kepemimpinan

"Siapa yang ingin memimpin berjalanlah di belakang mereka yang di pimpin, karna kamu 'sebenarnya tidak memiliki indra dan satu satunya indramu harusnya hanya kebijaksanaan' ; dengannya kamu bisa mengenal mereka secara individu dan mengurusnya secara kelompok : itulah mengapa Sayidina Ali Ra menulis dalam sepenggal suratnya 'kalian harus melihat dengan mata rakyat, mendengar dan merasakan dengannya'."
"Jika kamu di karuniai 3 senjata yakni Kekayaan, pedang, dan cemeti, itu artinya kamu harus siap 'menjaga pintu Neraka', yang dengannya kamu harus mengusir umat dari pintu itu atau jika sebaliknya kamu akan memimpin mereka memasukinya (neraka)."
“Berkenaan dengan anak buahmu, engkau adalah sebuah telaga dan anak buahmu adalah anak-anak sungainya. Apabila telaga itu airnya bening, niscaya ia tidak akan cemar karena kekeruhan anak-anak sungai tersebut. Apabila telaga itu keruh, betapakah mungkin anak-anak sungai tersebut akan bening?.”

Ingatlah secara implisit sebenarnya kalian sedang mengincar posisi Abu bakar yang setia maka Allah akan menuntut kesetiaan di antara kalian. Kalian sedang mengincar posisi umar yang bisa membedakan kebenaran dan kepalsuan maka Allah menuntut di antara kalian bisa membedakan kebenaran dan kepalsuan. Kalian sedang mengincar posisi usman yang di karuniai cahaya kesederhanaan dan kehormatan maka Allah menuntut di antara kalian berasikap sederhana dan terhormat. Kalian sedang mengincar posisi Ali yang adil dan bijaksana maka Allah menuntut di antara kalian bersikap adil dan bijaksana.

Ini tidaklah mudah kawan...?
Yang karna itu umar yang 'perkasapun' menangis sepanjang malam, yang karena itu ia berjalan tergopoh-gopoh puluhan Mil dengan gandum di pundaknya."

Tapi kami tidak menuntut kesempurnaan, melainkan tunjukan bahwa kalian benar-benar 'insan terpilih'.

لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِىۡۤ اَحۡسَنِ تَقۡوِيۡمٍ

Di antara mahluk manusia adalah mahluk pilihan dan Insan terpilih itu mereka yang 'paling berdarah', mereka yang 'paling berkeringat', mereka yang paling 'berair mata' terkadang 'salah dan lalai' ; Saya salut kepada mereka 'yang paling berdarah' yang dengannya mereka menjaga darah orang lain.
Saya salut kepada mereka yang 'paling berkeringat' dengannya mereka menghargai dan melindungi harta orang lain.
Saya salut kepada mereka yang 'paling berair mata' dengannya mereka menjadi pelipur kesedihan orang lain.
Berkenaan dengan dirinya ; Ketika berdarah ia berserah ketika berkeringat ia tabah ketika berairmata ia bersabar, kesalahan dan kelalaiannya menjadi titian keparipurnaan.

Senin, 13 Juli 2020

Amar makruf nahyi munkar

"Gantikan kejahatan dengan kebaikan dan jagalah kebaikan dengan amar makruf nahyi munkar ; kebaikan orang yang bermaksiat adalah pertobatan lalu menggantinya dengan perbuatan baik dan kebaikan dari kebaikan orang yang berbuat baik adalah amar makruf nahyi munkar."
'Mencintai karna Allah dan membenci karna Allah' adalah dua yang tidak di pisahkan dari amar makruf nahyi munkar.
Pernahkah engkau dengar bahwa ada orang baik yang di azab Allah SWT ?
Yah bahwasannya ‘Âisyah Ra meriwayatkan bahwa Nabi Saw 
bersabda, “Allah mengadzab penghuni kampung 
yang di situ mereka mengerjakan delapan belas 
ribu perbuatan para nabi.” Para sahabat ber￾tanya, “Bagaimana bisa demikian?” Nabi Saw 
menjawab, “Mereka tidak membenci karena 
Allah, tidak menyuruh kebajikan, dan tidak 
mencegah kemunkaran.”
Abû Dzar al-Ghifârî Ra berkata, “Abû Bakar 
al-Shiddîq Ra bertanya, ‘Wahai Rasulullah, 
apakah ada jihad lain selain memerangi orang￾orang musyrik?’ Beliau menjawab, “Ada, wahai 
Abû Bakar. Allah memiliki para pejuang di 
bumi yang lebih utama daripada para syuhada 
yang hidup dengan diberi rezeki dan berjalan 
di bumi. Allah membanggakan mereka kepada 
para malaikat langit dan menghias surga untuk 
mereka seperti Ummu Salamah berhias untuk 
Rasulullah Saw.’ Abû Bakar bertanya lagi, 
‘Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu?’ Beliau 
menjawab, ‘Mereka ialah orang-orang yang me￾nyuruh kebajikan, mencegah kemunkaran, serta 
mencinta dan membenci karena Allah.’ Selan￾jutnya beliau bersabda, ‘Demi Dzat yang diri￾ku dalam kekuasaan-Nya, hamba itu berada di 
kamar yang terletak di atas kamar-kamar lain di 
atas kamar-kamar para syuhada. Setiap kamar itu 
memiliki tiga ratus pintu dari yakut, zamrud, dan 
emas. Di atas setiap pintu ada cahaya. Laki-laki 
dari mereka menikahi tiga ratus ribu bidadari 
yang menyilaukan mata. Setiap kali memandang 
salah satunya, bidadari itu berkata, ‘Ingatkah 
engkau pada hari begini dan begitu ketika eng￾kau menyuruh kebaikan dan mencegah kemun￾karan?’ Dan setiap kali memandangnya, bidadariitu menyebutkan perintah untuk mengerjakan 
kebaikan dan mencegah kemunkaran.”’
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa 
Allah bertanya kepada Mûsâ As, “Wahai Mûsâ, 
apakah engkau telah mengerjakan suatu amalan 
untuk-Ku?” Mûsâ As menjawab, “Wahai Tu￾hanku, aku telah mengerjakan shalat, puasa, 
bersedekah, bersujud karena-Mu, dan berdzikir 
kepada-Mu.” Allah berkata, “Wahai Mûsâ, di 
dalam shalat ada pembelaan bagimu, di dalam 
puasa ada surga untukmu, di dalam sedekah 
ada naungan untukmu, dan di dalam tasbih ada 
cahaya untukmu. Lalu, apa amalan lain yang 
engkau kerjakan untuk-Ku?” Mûsâ As men￾jawab, “Wahai Tuhanku, tunjukkan kepadaku 
amalan yang dapat aku kerjakan untuk-Mu.” 
Allah berkata, “Wahai Mûsâ, apakah engkau 
menolong wali-Ku? Apakah engkau memusuhi 
musuh-Ku?”
Musa mengerti bahwa amalan yang paling 
utama adalah mencintai dan membenci karena 
Allah, dan membenci musuh-musuh-Nya.
Abû ‘Ubaydah bin Jarrâh Ra berkata, “Aku 
bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Wahai Rasu￾lullah, syuhada mana yang paling mulia bagi 
Allah ‘Azza wa Jalla?’ Nabi Saw menjawab, 
‘Seorang yang mendatangi pemimpin yangdurhaka, lalu menyuruhnya berbuat kebaikan 
dan mencegahnya berbuat kemunkaran, kemu￾dian dia terbunuh. Jika tidak terbunuh, qalam
tidak bekerja setelah itu. Kalaupun hidup, dia 
tidak dianggap hidup.’”
Al-Hasan al-Bashrî Ra berkata, “Rasulullah 
Saw bersabda, ‘Seutama-utama syuhada umatku 
adalah orang yang mendatangi pemimpin yang 
durhaka, lalu menyuruhnya berbuat kebaikan 
dan mencegahnya dari kemunkaran, kemudian 
dia terbunuh, maka itulah syahid. Tempatnya 
di surga adalah di antara tempat Hamzah dan 
Ja‘far.’” 
Allah mewahyukan kepada Yûsa‘ bin Nûn 
As, “Aku akan membinasakan empat puluh ribu 
orang baik dan enam puluh ribu orang jahat di 
antara kaummu?” Yûsa’ bertanya, “Wahai Tuhan­￾ku, tentang orang-orang jahat, aku memaklumi. 
Akan tetapi, bagiamana dengan orang-orang 
baik?” Allah menjawab, “Mereka tidak membenci 
karena kebencian-Ku serta mempercayai dan 
minum bersama orang-orang jahat.”
Anas Ra berkata, “Kami bertanya kepada 
Rasulullah Saw, ‘Wahai Rasulullah, haruskah 
kami memerintah kebaikan sebelum mengerjakan 
seluruhnya dan tidak mencegah kemunkaran 
sebelum menjauhi semuanya?” Beliau menjawab, ‘Perintahkanlah kebaikan walaupun kamu seka￾lian tidak mengetahui seluruhnya dan cegahlah 
kemunkaran walaupun kalian tidak menjauhi 
semuanya.”’
Seorang ulama salaf berwasiat kepada anak￾nya, “Apabila seseorang dari kalian hendak 
memerintahkan kebaikan, teguhkanlah dirimu 
dengan kesabaran dan yakinilah pahala dari Allah. Barangsiapa yang meyakini pahala dari Allah, dia tidak akan tesentuh penderitaan.”[]

Minggu, 21 Juni 2020

Al kisah solawat

Muhammad bin al-Munkadir mengatakan, 
bahwa dia mendengar bapaknya berkata: Ketika 
Sufyân al-Tsauari sedang berthawaf tiba-tiba dia 
melihat seorang laki-laki yang tidak mengangkat 
dan (tidak) menapakkan kakinya tetapi dia ber￾shalawat kepada Nabi Saw. Lalu al-Tsaurî ber￾tanya:
“Wahai Fulan, engkau tidak meninggalkan 
tasbîh, tahlîl, dan selalu bershalawat kepada 
Nabi Saw. Apa gerangan yang telah tejadi pada 
dirimu?”
“Siapa engkau, wahai hamba Allah?”
“Aku Sufyân al-Tsauri.”
Lalu orang itu berkata, “Kalau engkau seo￾rang yang zuhud dan orang terpandang, aku 
tidak akan memberitahukan kepadamu mengapa 
aku begini dan tidak membeberkan rahasiaku.” 
Selanjutnya orang itu berkata, “Aku dan bapakku 
pergi berhaji ke Baitullah. Ketika aku tiba di 
manâzil, bapakku jatuh sakit. Aku mengurusnya 
hingga dia meninggal dunia dengan wajah 
menghitam. Lalu, aku ucapkan innâ lillâhi wa innâ 
ilaihi râji‘ûn (sesungguhnya kami milik Allah dan 
kepada-Nya kami kembali). Aku tutup wajahnya 
karena matanya selalu menatapku. Lalu aku tidur 
dengan menanggung kesedihan. Dalam tidur 
itu, aku bermimpi melihat seorang laki-laki de￾ngan wajah yang paling tampan dari yang per￾nah aku lihat, berpakaian sangat bersih harum. 
Dia melangkah hingga mendekati bapakku, lalu 
menyingkapkan kain yang menutupi wajahnya. 
Dia mengusap wajah bapakku yang hitam maka 
wajah itu berubah menjadi putih. Kemudian, 
dia kembali. Namun, aku menarik bajunya dan 
bertanya, ‘Wahai hamba Allah siapakah engkau 
yang telah Allah utus kepada bapakku di tanah 
yang asing ini?’ Dia menjawab, ‘Tidakkah engkau 
mengenalku? Akulah Muhammad bin ‘Abdul￾lâh pembawa al-Quran. Adapun bapakmu telah 
menzalimi dirinya, tetapi dia banyak bershalawat 
kepadaku. Aku adalah penolong orang-orang 
yang memperbanyak shalawat kepadaku.’ Ketika 
bangun, aku lihat wajah bapakku telah berubah 
menjadi putih.”
‘Amr bin Dinar meriwatkan hadis dari Abû 
Ja‘far yang diterima dari Nabi Saw, bahwa beliau 
bersabda, “Barangsiapa yang lupa bershalawat 
kepadaku, dia telah tersesat di jalan menuju 
surga.”

Jumat, 05 Juni 2020

Kebodohan

"Tidak mengerti akan sesuatu hal itu lebih baik daripada salah mengerti."
Kriteria pertama masih bisa menerima kebenaran, sedang yg kedua ini akan sangat sulit menerima kebenaran hingga kuningan dikira emas, besi dikira perak dan keledai dikiranya kuda.
Karna pada hakikatnya yg kedua itu telah di rasuki kesombongan yg sangat akut.
"Apabila iblis telah membeli ketauhidan seseorang maka ia Iblis tidak perlu membeli hal hal lainnya."
Bahkan ia Iblis menetapi kesolehannya, jadilah ia orang yg sia sia.

"Tidaklah terlihat kebodohan itu melainkan ia tidak mengerti hal ihwal."
"Tidaklah pernah terlihat kebodohan yg lebih bodoh dari pada itu melainkan salah mengerti hal ihwal dan tiada yg lebih hebat kebodohan yg melebihi keduanya kecuali menolak kebenaran dn mengikuti hawa nafsu."
Yg pertama masihlah lebih ringan karna ia tidak menghilangkan apa yg seharusnya ia mengerti.
Yg kedua inilah awal mula dari kebodohan yg ke tiga karna ia telah menafikan apa yg seharusnya ia mengerti dn menggantinya dgn berhala pengetahuan iblis.
Dan yg ketiga timbulah sifat keakuan (Ananiyah) sebagai buah dari kedua kebodohan tersebut lalu mulailah musuh musuh Allah bersuka ria menuai ladang ladang kesombongan itu.
Yg pertama bisa di tepis dengan belajar tentag syariat.
Yg kedua bisa di tepis dengan belajar /mengambil pengetahun pada orang yg tepat.
Dan yg ketiga bisa di tepis dengan tauhid.

Minggu, 31 Mei 2020

Al Kisah

[31/5 14.54] bocah neraka009: Suatu ketika imam syafii Ra berbincang dengan gurunya imam Malik Ra.
Imam malik Ra berkata : jika ada dua orang sahaya.
Sahaya pertama di suruh memindahkan batu oleh tuannya dengan dikatakan "pindahkanlah batu itu karna di bawahnya ada emas."
Lalu dengan bergegas ia  melaksanakan perintah tuannya.
Lalu di tugaskan pada sahaya kedua dengan tugas yang sama dan dikatakan "pindahkan batu itu" tanpa ragu sahaya kedua itu bergegas pula melaksanakan perintah tuannya.
Lalu imam Malik Ra melanjutkan perkataannya dengan nada bertanya kepada Imam syafii Ra ; wahai muridku di antara kedua sahaya itu mana yg paling kamu cintai.?
Imam syafii Ra menjawab ; tentu aku lebih mencintai sahaya yang kedua.

Catatan:
Kisah ini bukan mengajarkan kebodohan tetapi tentang ketaatan.

Fikirkanlah itu.
[31/5 21.05] bocah neraka009: Hingga 'suatu ketika' 2 orang mumin di bawa kehadapan Allah SAW.
Mereka di tanya tentang kenapa mereka menjadi ahli neraka.?

Keduanya menjawab dengan jawaban yang sama : "kami sama sekali tidak memiliki catatan kebaikan" kami tidak pernah sekalipun melaksanakan apa yang engkau perintahkan.

Kemudian Allah SAW berseru pada salah satu di antara mereka ;  "masuklah engkau kedalam neraka." Seketika dan tanpa basa basi orang itu langsung bergegas pergi ke arah neraka. Lalu Allah berseru kembali ; "kenapa engkau begitu semangat pergi ke neraka.? Sesungguhnya Allah SAW maha mengetahui.
Orang itu menjawab :  "dahulu ketika di dunia hamba tidak pernah patuh kepadamu setidaknya di sini saya tunduk dan patuh kepadamu meski di hari ini telah tertolak seluruh amal. Kemudian Allah berseru kembali menimpali jawaban orang itu : "kalau begitu masuklah engkau kedalam surgaku atas rahmatku yang maha luas."

Kemudian tiba giliran orang yang kedua di seru ; "masuklah engkau ke neraka."
Maka orang itu berangkat dengan ragu-ragu (seketika maju seketika mundur)🤣.
Lalu Allah SAW memanggilnya kembali dan berseru ; "kenapa engkau ragu-ragu menerima keputusanku" 'sesungguhnya Allah SAW maha mengetahui'.
Orang itupun menjawab dengan berkata : "karna hamba sangsi (percaya tidak percaya) dengan keputusan yang berlaku kepadaku di hari ini, Selama ini hamba begitu yakin bahwa engkau tuhanku yang maha pengampun pema'af dan rahmatmu meliputi segala sesuatu.
Kemudian Allah SAW memaafkannya dan berseru : "Masuklah engkau kedalam surga dengan rahmatku."

{Al kisah [ihya ulumudin]halaman terakhir}

Wallahu Alam bisawab.
[31/5 21.18] bocah neraka009: Janganlah menyifati Allah dengan timpang atau sekehendak hati menurut keperluan hawa nafsumu.

Al kisah suatu hari ada seorang yang sangat soleh. Suatu saat seperti biasa dia melaksanakan solat di mesjid, suatu ketika kepalanya terinjak oleh salah satu jamaah. Seketika itu dia pun marah berapi api seraya berkata "Allah SAW tidak akan pernah memaafkanmu."
Singkat cerita Allah mewahyukan kepada Salah seorang nabinya pada masa itu dengan berfirman : "sampaikanlah pada hambaku yang soleh itu "bahwa seluruh amalnya telah Aku lebur binasakan" dan sampaikanlah pada hambaku yang satunya (yang menginjak kepalanya) bahwa "Aku mengampuninya."

Wallahu alam
[31/5 21.38] bocah neraka009: Al kisah.
Di kalangan bani israil ada seorang yang sangat soleh bahkan dimanapun ia berjalan atau duduk dinaungi awan ☁️ sehingga ia tidak terbakar matahari.

Suatu ketika ia orang soleh itu duduk di suatu tempat dan saat itu ada seorang ahli maksiat di kalangan yang sama (bani israil) melintas, dan keduanya saling mengenal.
Karna orang ahli maksiat itu melihat ada orang soleh, iapun menghampiri orang soleh itu dan duduk di sampingnya dengan harapan mendapat berkah (tabaruk) dari orang soleh itu. Namun apa yang di dapat justru orang soleh itu bergeser menjauhi ahli maksiat itu  karna merasa seorang ahli maksiat tidak pantas duduk bersama di sampungnya. Lalu apa yang terjadi "seketika itu awan yang menaungi orang soleh itu berpindah menaungi ahli maksiat itu.
Dan difirmankan : "seluruh amalmu ku berikan kepada orang itu (ahli maksiat yg tau diri) dan aku telah mengampuninya."

Wallahu alam.

acak

[31/5 12.47] bocah neraka009: "Saat tuhanmu memberi perintah 'kamu harus siap'!" Tidak perlu banyak tanya seeperti 'bani israil' karna sebenarnya tidak penting baginya apakah kamu mampuh atau tidak.
Ini bukan seruan kepada kebodohan tapi tentang ketaatan.
[31/5 13.34] bocah neraka009: Secara fiqih kita harus
"Berhati hatilah kepada Amal soleh (toat)[1] juga jangan menimbang-nimbang dosa (kemaksiatan)."[2]
🤣 Ni guyonan ajah. Weit tapi saya serius! Jangan 'menyombongkan amal soleh' dan jangan menyepelekan dosa.
Catatan
1. Amal soleh itu meski dicatat berlipat tapi banyak syaratnya bagi ke sahannya.
2. Berbuat dosa itu meski di catat 1 tapi pol tanpa syarat untuk kesahannya.
[31/5 14.54] bocah neraka009: Suatu ketika imam syafii Ra berbincang dengan gurunya imam Malik Ra.
Imam malik Ra berkata : jika ada dua orang sahaya.
Sahaya pertama di suruh memindahkan batu oleh tuannya dengan dikatakan "pindahkanlah batu itu karna di bawahnya ada emas."
Lalu dengan bergegas ia  melaksanakan perintah tuannya.
Lalu di tugaskan pada sahaya kedua dengan tugas yang sama dan dikatakan "pindahkan batu itu" tanpa ragu sahaya kedua itu bergegas pula melaksanakan perintah tuannya.
Lalu imam Malik Ra melanjutkan perkataannya dengan nada bertanya kepada Imam syafii Ra ; wahai muridku di antara kedua sahaya itu mana yg paling kamu cintai.?
Imam syafii Ra menjawab ; tentu aku lebih mencintai sahaya yang kedua.

Catatan:
Kisah ini bukan mengajarkan kebodohan tetapi tentang ketaatan.

Fikirkanlah itu.

Kamis, 28 Mei 2020

penghambaan

Di hadirot Al malik yang terpenteng adalah 'kamu harus siap' jangan berfikir kamu mampuh atau tidak ; karna di hadapan kekuasaannya pemikiran ini culas namanya : apa kamu benar-benar tidak sadar Allah ajawazala jualah yang memberimu kekuatan sekaligus memenuhi seluruh hajat-hajatmu.
Pada hakikatnya ujian itu tidak ada kaitannya dengan kekuatan kita tetapi berhubung erat dengan penyerahan diri secara benar.

Kamis, 21 Mei 2020

Kebenaran Absolut

Secara empiris matrmatik itu di anggap absolut namun dengan cara yang sama pula ia bisa juga jatuh pada kenisbian dan manipulatif karna ke absolutannya hanya ada di alam ide.
Perhatikanlah dengan seksama dimanakah ia mulai tercemar?

Sebenarnya Nilai-nilai menyusun kehidupan ini menjadi berarti dan budimu menuntut untuk mengetahui inilah konstruksi proses berfikir subjuktif lalu di terjemahkan dengan perkataan, tulisan, isyarat, angka-angka dan simbol : inilah yang kita sebut bahasa, disini lahirlah pengetahuan kognitif. Setelah itu kita mulai berobserfasi dan melakukan penelitian- penelitian empiris inilah yang di maksud pengetahuan objektif.

Namun Kebenaran yang absolut jauh melampaui itu semua ; karna ia akan selalu sepi dari syarat, tidak terkesan oleh suasana dan tidak tercemar oleh asumsi atau indikasi juga konsep pemikiran pemikiran manusia : ia jauh melampaui alam ide, ia murni, suci dan ideal, ia harus juga meliputi subjektifitas dan objektifitas "Inilah yang di sebut Absolutisme kebenaran,"

"Kebenaran absolut adalah 'syarat segala yang di anggap ada' dan konstruksi penyusun dari nilai-nilai."

Seandainya tidak ada kebenaran absolut maka nilai-nilai kehidupan pun tidak ada dan itu berarti subjektifitas dan objektifitas runtuh dengan sendirinya.

Jadi siapa yang mengingkari ketuhanan Allah yang maha esa maka seluruh kehidupannya tidak bernilai.
La ilahailallah......

Minggu, 17 Mei 2020

Tidak Ada Judul

[29/4 23.38] bocah neraka009: "Ketika sebuah benih akan tumbuh pokok dan daunnya terlihat tidak jauh berbeda ukurannya, setelah beranjak dewasa pokok dan akarnya mulai menguat, berangsur dahanpun muncul, seiring usia rantingnyapun mulai bercabng dan banyak bersinggungan."
Begitulah perjalanan pengetahuan di dunia ini semua akan bersepakat pada akar pokoknya, berhubung kait pada dahannya dan akan berselisih pada rantingnya dan bagian masing-masing orang adalah apa yang mampuh ia kecapi pada buahnya.
"Segala yang terlihat mempunyai akarnya di balik penglihatan kita. Bentuk akan berubah, namun intisarinya tetaplah sama"
[1/5 19.19] bocah neraka009: Pernahkah kita berfikir "apa yang sedang kita perjuangkan dan apa yang sedang kita coba pertahankan?"
Sebuah nilai atau hanya sekedar rentetan sebuah persepsi.
Dimana letak kesadaran terdalam kita sementara esensi segala sesuatu melintasi segala persepsi : dapatkah kita membedakannya dimana debu terlihat seperti air.
[1/5 21.10] bocah neraka009: "Penderitaan orang 'alim' itu ketika ia dibelenggu oleh 'adat'."
[2/5 14.49] bocah neraka009: "Orang alim itu goblok pada kealimannya sampai dia tau kegoblokannya."
"Orang goblok itu alim pada kegoblokannya sampai dia tau posisinya dalam kealiman."
Seorang guru di tanya: "mana yang lebih alim antara engkau dan muridmu?"
Ia menjawab; "muridku." Karena mereka 'memilih kemudahan sedang aku sebaliknya': Aku hanyalah sarana dari Allah untuk mereka, tentu mereka sampai tujuan lebih dulu.
Abaikan saja tulisan di atas sebab ini bukan seperti yang kalian kira karna maksud saya tentang ketawadhuan.
[2/5 15.17] bocah neraka009: "Penderitaan itu bisa juga berarti ketika 'orang yang dikaruniai' pengetahuan tentang kebenaran terbelenggu oleh 'adat'."
'Kebenaran itu bengkok sedikit saja maka namanya bukan lagi kebenaran', maksudnya tidak ada kebenaran yang bengkok dan pada hakikatnya memang tidak bisa di bengkokan ; ia tidak bisa di potong-potong jadi beberapa bagian lalu meletakannya dalam sistem kehidupan.
kebenaran tidak datang kemudian, ia telah ada sejak mula karnanya : Kebenaran tidak bisa di belenggu persepsi atau rentetan kejadian yang berulang-ulang tidak pula perasaan.
[2/5 18.53] bocah neraka009: بسم الله الر حمن الر حيم

Dengan kalimah ini kita memulai segala urusan dan dengan kalimah ini semoga Allah yang maha kuasa menolongku dari kelalaian 'adat' pada setiap urusanku.
[3/5 15.36] bocah neraka009: 'Bila kau takut kenyataan itu menyakitkan maka segala urusan akan di penuhi kebatilan."
[5/5 20.26] bocah neraka009: "Jika kita ingin dalam hidup ini selalu sesuai keinginan kita saya tidak bisa bayangkan betapa sulitnya hidup bersama."
[8/5 14.42] bocah neraka009: Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangan pada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak-pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri.

Dengan menggunakan analisis rasio akan membantu stakeholder dalam ini:

Memberikan dasar dalam meramalkan prospek dimasa yang akan datang.
Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan
Memudahkan dalam menginteprestasikan laporan keuangan
Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukan hubungan diantara angka-angka tertentu. Dalam analisis keuangan angka-angka berasal dari data-data keuangan, analisis rasio mampu menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan.

Analisis rasio pada dasarnya terdiri dari dua macam pertandingan, yaitu :

Dengan cara membendingkan rasio-rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yang sejenis/industri (rasio industri) dalam waktu yang sama.
Dengan cara membandingkan rasio-rasio waktu-waktu tertentu dengan rasio dari waktu kewaktu
Adapun kelompok-kelompok rasio yang digunakan dalam analisis laporan keuangan disesuaikan dengan kepentingan pihak kreditur, investor, dan manajemen secara umum berdasarkan : 1) Rasio-rasio neraca, 2) Rasio laporan rugi laba, 3) dan rasio gabungan antara neraca dan rugi laba (Hampton, 1995).

•Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio secara garis besar di bagi dalam 5 kategori utama antara lain, yaitu : keuntungan (profitability), harga (price ), likuiditas (liquidity), daya ungkit (leverage), dan efisiensi.
LIQUIDITY RATIO:
•Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya.
1.Acid Ratio :
•Rasio Cair (Acid Ratio) atau sering pula disebut sebagai Rasio Cepat (Quick Ratio) adalah sebuah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar untuk menutupi utang lancarnya. Yang termasuk ke dalam rasio lancar adalah aktiva lancar yang dapat dengan cepat diubah dalam bentuk kas, termasuk di dalamnya akun kas, surat-surat berharga, piutang dagang, beban dibayar di muka, dan pendapatan yang masih harus diterima
•Persediaan barang dagang tidak dihitung meskipun termasuk dalam aktiva lancar, karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang sulit diubah menjadi kas
2.Current Ratio
Current ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar, Current ratio disebut juga working capital ratio.
3.Quitck Ratio (Acid test ratio)Yang dapat digunakan untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar daripada current ratio dalam mengukur perusahaan adalah quick ratio, dalam quick ratio hanya menggunakan beberapa elemen aktiva lancar yaitu kas, piutang dan surat berharga.
4.Net Working Capital To Total Asset Ratio
Aktiva lancar adalah yang oleh perusahaan diharapkan dapat berubah menjadi kas dalam jangka pendek, utang lancar adalah semua kewajiban perusahaan yang jangka pendek harus dipenuhi. Perbedaan antara utang lancar disebut Net working capital to asset ratio dan ini digunakan untuk menentukan kebijakan investasi dan dana yang diperoleh.

II.RASIO LEVERAGE

Rasio leverage digunakan untuk mengukur besarnya dan untuk menanam modal oleh para pemilik dengan proposinya dengan dana yang diperoleh dari para kreditur perusahaan (Brealey, Myer and marcus,  1995). Rasio – rasio leverage dihitung dengan dua cara: pertama, resiko utang diukur dari sudut laporan rugi laba. Kedua, data neraca diamati dan digunakan untuk dapat mengetahui jumlah dana dan proporsi pinjaman yang digunakan perusahaan.

1.Total Debt to Total Capital Asset Ratio (Debt Ratio) 

Rasio ini membandingkan antara jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Biasanya
[10/5 19.30] bocah neraka009: "Jangan terlalu bergantung pada oranglain karna bayanganmu sendiri saja dapat meninggalkanmu saat kamu ada didekat kegelapan."
[10/5 19.31] bocah neraka009: Tidak jarang manusia merasa kesepian karna mereka terus membangun tembok bukannya membangun jembatan.
[11/5 00.21] bocah neraka009: Di antara kebodohan itu ketika "orang yang di karuniai harta hidup seperti dhuafa" ; bagaimana ia tidak di sebut bodoh. Dia hidup seperti orang miskin (tidak mau berbagi dgn sesama) padahal dia akan di hisab di akhirat sebagai orang kaya.
[11/5 11.54] bocah neraka009: "Berlemah lembutlah dengan ibumu."
"Seorang ibu itu meskipun tidak alim tapi dia tempat kramatnya orang-orang alim ; petilasan orang-orang soleh dan tempat ziarahnya para wali-wali Allah."
[14/5 00.55] bocah neraka009: "Jika tidak ada penolakan dan penerimaan manusia tidak akan mengenal kebaikan dan kekuasaan Allah subhanahuwataala."
"Siapa yang tidak melihat nilai-nilai ketuhanan dalam segala hal, taubahnya kelinci yang terjerat jebakan petani."
[14/5 09.17] bocah neraka009: Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya,

 ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya,

 keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat,

 dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya.
[14/5 15.28] bocah neraka009: "Tuhan maha esa"
entah dengan ilmu atau tidak tapi kita sering mendengar atau membacanya bukan.
Yah, mari kita telisik sebenarnya "Kita menyembah tuhan yang mana?"
#Tuhan yang menciptakan kita semua lalu menceritakan dirinya. Atau
#Tuhan yang kita ciptakan sendiri lalu kita ceritakan.

Jika hidup berdasarkan 'Tuhan yang kita maksud' wah sepertinya tuhan yang semacam ini pembohong, pendengki, suka pura-pura, pemberi harapan palsu, mengutamakan yang kaya untuk ambil keuntungan dan mengabaikan yang miskin untuk menghindari kerugian serta bahagia dengan mengharap pujian.

Hahaha yah...
Saran saya, sembahlah tuhan yang menciptakan kita semua dan hiduplah dengan maksud tuhan.
Adapun duplikat atau kembaran yang kau buat sendiri, binasakanlah.
[14/5 15.38] bocah neraka009: Yah benar!
Ada suatu masa dimana kita sangat sulit "tapi kita tetap punya harapan."
"Tuhan." Yah tuhan begitulah yang hati kita katakan pada kita.
Hingga setiap hari kita berfikir ; semua akan lebih baik, Tuhan akan menolong kita : 'saya sepakat'! Dengan 'kepercayaan kita pada Tuhan' kita jadi memiliki harapan, kesulitan akan pergi, keberanian akan bangkit dan yah... Akan ada kekuatan.
Tapi sebelum itu kau harus punya pertanyaan "Tuhan mana yang kau sembah.?"
[17/5 20.31] bocah neraka009: Kita harus menyadarinya saat ini juga 'kapalkah yang kita tumpangi atau hanya sebatang kayu' yang terombang ambing ombak di lautan.
Ketahuilah ;
Jika tidak kau menyadarinya di dunia ini :
"Meski kelak kulit-kulit dunia ini di buka tidak akan merubah keyakinanmu terhadap apa yang 'maklum' bagimu."

Kamis, 14 Mei 2020

Tuhan yang esa.

"Tuhan maha esa"
entah dengan ilmu atau tidak tapi kita sering mendengar atau membacanya bukan.
Yah, mari kita telisik sebenarnya "Kita menyembah tuhan yang mana?"
#Tuhan yang menciptakan kita semua lalu menceritakan dirinya. Atau
#Tuhan yang kita ciptakan sendiri lalu kita ceritakan.

Jika hidup berdasarkan 'Tuhan yang kita maksud' wah sepertinya tuhan yang semacam ini pembohong, pendengki, suka pura-pura, pemberi harapan palsu, mengutamakan yang kaya untuk ambil keuntungan dan mengabaikan yang miskin untuk menghindari kerugian serta bahagia dengan mengharap pujian.

Yah benar!
Ada suatu masa dimana kita sangat sulit "tapi kita tetap punya harapan."
"Tuhan." Yah tuhan begitulah yang hati kita katakan pada kita.
Hingga setiap hari kita berfikir ; semua akan lebih baik, Tuhan akan menolong kita : 'saya sepakat'! Dengan 'kepercayaan kita pada Tuhan' kita jadi memiliki harapan, kesulitan akan pergi, keberanian akan bangkit dan yah... Akan ada kekuatan.
Tapi sebelum itu kau harus punya pertanyaan "Tuhan mana yang kau sembah.?"

Hahaha yah...
Saran saya, sembahlah tuhan yang menciptakan kita semua dan hiduplah dengan maksud tuhan.
Adapun duplikat atau kembaran yang kau buat sendiri dan menurut maksudmu sendiri. binasakanlah.

Rabu, 29 April 2020

sekilas pohon pengetahuan

"Ketika sebuah benih akan tumbuh pokok dan daunnya terlihat tidak jauh berbeda ukurannya,[1] setelah beranjak dewasa pokok dan akarnya mulai menguat, berangsur dahanpun muncul, seiring usia rantingnyapun mulai bercabng dan banyak bersinggungan." Den semua manusia tau kelanjutan siklus itu setelah menua.
Begitulah perjalanan pengetahuan di dunia ini semua akan bersepakat pada akar pokoknya, berhubung kait pada dahannya dan akan berselisih pada rantingnya dan bagian masing-masing orang adalah apa yang mampuh ia kecapi pada buahnya.
"Segala yang terlihat mempunyai akarnya di balik penglihatan kita. Bentuk akan berubah, namun intisarinya tetaplah sama"
Catatan :
1. Ini adalah awal dari pengetahuan.
Sayidina umar bin khotob RA setidaknya membagi 3 keadaan orang menuntut ilmu : 
Pertama Ia akan merasa sombong dan semoga Allah tidak menghentikan kita di tahap ini, selanjutnya menginjak tingkatan kedua ia akan Tawadhu, dan yang terakhir Ia akan merasa bodoh. Karna itulah ada sebuah istilah "semakin banyak seseorang mengerti hal ihwal maka akan semakin sedikit ia mengetahui."

Jumat, 17 April 2020

Hikmah

[13/4 10.26] bocah neraka009: Ya Mustafa ya sayidi...
Engkau adalah wujud nyata cintaku kepada Al Haliq.
Lisanku yang 'memujimu' adalah munajatku, kita berkumpul bersama bagai makna-makna, terpisahpun bagai makna-makna.
Jika 'kega'iban-mu' adalah kelemahan dari lintas mataku, buatlah serasi dari dalam diriku agar aku bisa layak mendekapmu.😭
Bagindaku Bagindaku Bagindaku... Lihatlah aku yang kelelahan ini, lemah lunglai bagai tikar usang terhempas angin, yang tersesat begitu jauh di tanah kering ini, entah hidup atau mati. Dahaga yang tak kunjung terobati  melihat pasir bagai air akankah aku layak meneguk di telaga itu.
Ya... Malik ya... Malik ya... Malik segala puji hanya milikmu dan akan tertuju padamu, dengan pujian pujian yang kau karuniakan kepadaku atau yang tidak kau karuniakan padaku dengan pujian pujian yang layak bagimu di seluruh alam yang engkau ajarkan pada kami dan yang engkau rahasiakan.
Ya... Rahman.
Tolonglah aku..?
Jika aku buta karuniakan tongkat padaku, jika aku melihat ajarkan aku untung mengenali tanda-tanda yang di tinggalkan Bagindaku, jika aku tersesat tarik aku, jika aku lemah papah aku?
[14/4 13.53] bocah neraka009: Aku kagum dengan orang berbicara, "Aku telah ingat Allah"
Duhai... apakah aku mabuk, apakah aku alpa?  Lalu ku ingat yang ku lupa.
kuminum 'gelas demi gelas' hingga tuntas habis, ku remukan cermin demi cermin namun tidak puas pula dahagaku.
"Lalu kudengar dari 'domba terkutuk' : "kenapa engkau menempuh perjalanan pan, hingga kau begitu merana?"
Kalaulah demikian menurutmu : sepertinya aku 'hamba yang terusir'
Biarlah aku terbakar di sini, terbenam di tanah gersang dan tenggelam dalam lautan rahmatnya.
[14/4 21.11] bocah neraka009: Orang yang tidak mengingat Allah dalam kehidupannya seperti orang yang hilang ingatan (gila)
[15/4 17.56] bocah neraka009: “Tidak termasuk cinta yang benar orang yang tidak sabar dalam menghadapi Tuhan.” Orang itu kemudian mengatakan “Tidak benar pula cintanya orang yang merasakan kenikmatan dari suatu cobaan.”.

Sabtu, 11 April 2020

Seberkas Nasihat

[8/4 17.34] bocah neraka009: Ada sebuah pepatah kuno yang mengatakan "Jika kau tidak mengubah arahmu mungkin saja kau bisa sampai pada tujuanmu" ;
Pelaut yang handal tidak akan merubah arah kapal (tujuan) hanya karna angin badai ; cukuplah baginya mengendalikan layar.
"Berlayarlah dengan kecerdasan juga keberanian karna pantai tidak pernah mengenang siapapun," dan meskipun kapalmu karam kau tetap jadi bagian dari samudra.
Catatan :
Segala apapun yang telah di gariskan sang maha kuasa adalah keberuntungan.
[10/4 12.49] bocah neraka009: "ini adalah tempatnya ketidak sempurnaan" siapa saja 'mencoba sempurna' terjerumus ia pada jurang 'keangkuhan' ; cobalah memandang bahwa semua ini (dalam hal ibadah) adalah karunia Allah yang harus di terima dengan senang hati jauhilah "waswas yang berlebihan" : karena tidak sedikit kehawatiran seseorang terhadap "sesuatu yang 'samar' justru 'menjelaskan' posisinya pada keangkuhan."
[10/4 13.05] bocah neraka009: Catatan:
Katakutan seseorang pada kesalahan yang sifatnya di luar kemaksiatan (waswas) justru melahirkan keangkuhan.
Sedikit amal yang di barengi keyakinan terhadap karunia Allah itu lebih baik dari banyak beramal tetapi selalu merasa kurang /ragu (karna waswas) {Abu Hasan as Sadzili}
Namun ini tidak berarti menyuruh kita lemah dalam beramal tapi ini menyiratkan kita menjauhi waswas : karna waswas itu cita cita setan.
[10/4 13.48] bocah neraka009: Bagaimana cara kita bisa hidup?

"Manusia itu bisa 'mengatur' dirinya sendiri" kurang lebih begitulah redaksi yang di katakan orang ateis ketika berdebat dengan sayidina Ali KW.
Lalu beliau (sayidina Ali KW) mengajukan beberapa pertanyaan :
1. Siapa yang menentukan kelahiranmu?
2. Siapa yang memilihkan bapakmu?
3. Kenapa kau dilahirkan ibumu?
[11/4 15.28] bocah neraka009: 'Ilmu itu juga fitnah' ; dan di antara 'Kesalahan dalam ilmu adalah mewajibkan sesuatu yang tidak wajib {Sayid Abdullah bin Husain bin tohir}
menganggap'[1] atau 'mengamalkan seolah suatu perkara (dalam hal ibadah) itu wajib'[2] padahal tidak wajib itu adalah pelanggaran terhadap konstitusi ilmu.
Catatan :
1. Menganggap wajib hal yang tidak wajib itu fitnah aqal (kebodohan)
2. Mengamalkannya sehingga orang lain menganggap perkara itu wajib padahal tidak (ini berlaku pada para 'guru')

Syair

[12/4 10.03] bocah neraka009: Ya Mustafa ya sayidi...
Engkau adalah wujud nyata cintaku kepada Al Haliq.
Lisanku yang 'memujimu' adalah munajatku, kita berkumpul bersama bagai makna-makna, terpisahpun bagai makna-makna.
Jika 'kega'iban-mu' adalah kelemahan dari lintas mataku, buatlah serasi dari dalam diriku agar aku bisa layak mendekapmu.😭
[12/4 10.13] bocah neraka009: Sebagian orang yang di berkahi kagum melihat 'gelas yang di basahi air karena cemerlang beningnya' lalu 'mutiara yang tumbuh di bumi emas'.
Sementara aku di cela penduduk bumi, sendiri sunyi mengagumi kilauan Air di dalam api 🔥 dari tanah yang terbakar ketika dahulu di warisi Namruz di negeri Babil sebagai simpanan sejak zaman nenek moyangnya.
[12/4 10.26] bocah neraka009: Cinta...
"Tidak kutemukan sebutan pada hari-hari itu, tidak kutemukan bilangannya atau tempatnya tidak pula waktu" ; ketika 'sang kekasih hadir merengkuh tanganku dan berlalu terbakar hatiku menahan rindu.'
Seperti penghuni neraka. Jika kulit-kulitnya terpanggang, kembali pula kulit-kulit itu untuk sebuah derita panjang : Rasa sakit itu membuatku tetap hidup tapi tidak cukup membuatku mati.
"Bukanlah orang mati itu berbaring seperti mayat, kematian adalah mati kehidupannya."
[12/4 10.31] bocah neraka009: "lihatlah bayangan sampai ujungnya, berkurang ketika ia memanjang." ; 'Saat cahaya hilang jasad akan sirna lalu apa guna bayanganmu tanpa tubuh.'
[12/4 10.48] bocah neraka009: Aku kagum dengan orang berbicara, "Aku telah ingat Allah"
Duhai... apakah aku mabuk, apakah aku alpa?  Lalu ku ingat yang ku lupa.
kuminum 'gelas demi gelas' hingga tuntas habis, ku hancurkan cermin demi cermin namun tidak puas pula dahagaku.
"Lalu tersirat "kenapa engkau menempuh perjalanan ini, hingga kau begitu merana?"
Biarlah aku terbakar di sini, tanggelam dalam samudra tak bertepi.
[12/4 10.58] bocah neraka009: Betapa tumpulnya mata, lemah lunglai tulang belulang, berlalu pulalah seluruh cita-cita. Jika tahu kita hanya hendak menangisi yang maklumnya tiada.
Sejak semula lebih baik meratap kepadanya yang maha hidup bukannya meratap pada yang akan hancur binasa.
Menangislah sejadi jadinya jika engkau mau menangis dan merenungi...

Minggu, 22 Maret 2020

Rahasia Takdir

"Seseorang tidak boleh berlindung pada rahasia takdir untuk meninggalkan amal saleh."
'Lalu apa faedah doa di saat yang sama ketentuan (qadha) Allah tak bisa ditolak?’
Catatan :
Tolak bala melalui doa merupakan bagian dari qadha secara global. Doa menjadi sebab tolak bala dan sebab turunnya rahmat-Nya sebagaimana perisai menjadi sebab penolak senjata dan air menjadi sebab tumbuhnya tanaman di tanah. Ilustrasinya seperti perisai yang menolak anak panah sehingga keduanya saling berlawanan sebagaimana doa dan bala. Secara sengaja mengosongkan tangan kosong tanpa senjata bukan menjadi syarat atas pengakuan qadha.
Kutip : Allah berfirman, ‘Hendaklah mereka waspada dan siapkan senjata,’ (An-Nisa ayat 102). Allah menentukan suatu hal dan menjadikan penyebabnya,”

Teruskan 'perjuangan' wahai para mujahid, berpegang teguh pada tali Allah dan jangan bercerai berai.

Wallahu a'lam bissawab....

Arah Angin

"Ia yang bijak tidak perlu merubah arah serta kokoh tujuannya perhatikanlah begitu mahirnya ia mengendalikan layar." : 'ia menyadari arah angin tidak bisa di ubahnya lebih baik kendalikan saja layarmu maka kau tidak perlu merubah arahnya untuk mencapai tujuan.'
Untuk apa menghawatirkan kemana angin berpihak... Perhatikan saja lalu mainkan layarmu. Hemmm pelaut Handal mengerti itu.
Catatan:
Teguhlan pendirian, Jadilah handal dan berani, mohonlah kekuatan pada Allah mudah mudahan kita terhindar dari sifat sifat munafik.

Tatanan Tawasul

"Semesta ini tatanan 'tawashul' (wasilah) dan lumpur hitam ini juga termasuk padanya."di
Mengenai kehilafan ini orang musrikin berkilah dgn mengatakan: "Agar mereka mendekatkan kami kepada Allah sedekat dekatnya." Sedangkan kami berkata: "Agar Allah mendekatkan kami kepadanya melalui 'jejak-jejak kesolehan.' "
Tentu hal ini berbanding terbalik. Orang musrikin menyembah 'wasilah' sedangkan kami menyembah hanya kepada Allah saja.!
Kalimat di atas terdengar jelas namun mengandung makna yang sangat dalam karna ini menyangkut buah pemikiran juga i'toqod keimanan maka untuk menyikapinya kecerdasan intelek tula dan kecerdasan spiritual itu mesti berdampingan karna keduanya adalah rahmat Allah. "Dan kelak Allah akan menjelaskan sejelas jelasnya apa yang mereka perselisihkan."
Imam Ali Karomallahuwajhah pernah di tanya : "Bagaimana kamu mengenal tuhanmu?" 'Apakah engkau mengenal Allah melalui Muhamad ataukah engkau mengenal Muhamad melalui Allah.'
Beliau menjawab : "Jika aku mengenal Allah melalui Muhamad maka Muhamad lebih aku agungkan daripada Allah dan jika aku mengenal Muhamad melalui Allah maka Aku tidak membutuhkan Muhamad."
Lalu beliau melanjutkan : "Aku mengenal Allah dari Allah (melalui tanda tanda kehadirannya di semesta ini) dan telah datang muhad untuk menjelaskannya kepadaku."

Diluar Kebijaksanaan

"Beberapa hal di luar jangkauan kebijaksanaan..." Apakah itu? 'Kita pasti bodoh jika berpikir bahwa Kita mengetahuinya.' Andai ada yg dapat menjelaskan hal ini, ia akan tahu esensi murni dari iman; sampai saat itu, apa kesamaan yang dimiliki iman dan diri kita? lebih baik diam daripada berbicara omong kosong seperti yang dikatakan; 'iman tidak ditenun pada setiap pakaian.'

Mengharap Hubungan

"Mengharapkan hubungan untuk memenuhi sebuah kebutuhan emmm... rasanya tidak adil bukan?"
"Kebenarannya adalah hubungan adalah kebutuhan itu sendiri."
'Saat sebuah pola muncul dalam kehidupan itulah gunanya fikiran dan jenius jika kita mampu menebak kapan pola itu akan berhenti.'
'Ketika engkau mewartakan 'aku mencintaimu' disanalah kegagalan akalku karna aku tidak tahu bagaimana aku menampung cinta sebesar itu, dan kapan aku akan berhenti mencintai.'
'Hidup seperti potongan teka teki tugas para Rasul untuk menemukan potongan potongan itu melalui petunjuk sang haliq namun kau sendiri yang harus menyelesaikannya!'

Andai Malam Menjelang

"Andaikan malam menjelang, apakah yang membuatnya begitu bergairah? Bagai merpati yg terbelenggu ia meratap tanpa jemu. Di atasnya awan menghujani derita dan putus asa. Di bawahnya lautan menggelora/kecewa. Tanyalah atau biarkanlah mereka bernyawa. Bagaimana tawanan bebaskan tawanan lainnya, sementara dia dipercaya tanpa-Nya dan dia tidak terbunuh, kematian itu 'istirah' baginya. Bahkan dia tidak dapat mati sampai bebas karenanya."
'Se ekor kerang yang haus, meneguk setetes air di lautan lalu menemukan mutiara dalam dirinya sendiri.' ; "Sungguh 'bodoh' kerang yang keluar dari cangkangnya hanya untuk meneguk setetes air di ujung jarum."
Catatan :
"Yang di cari itu bisa hilang yang di ceritakan itu berlalu dan yang bertempat itu bisa di taklukan."

Dua Sisi

Ibrahim As dan Namruz.
Musa As dan Firaun.
Daud As dan Jalut (Goliat)
Al Mustofa Rosulullah sayidina muhamad Salallahualaihiwassalam dan Abu jahal cs.
Imam Ali Karomallahu Wajhah dan Muawiyah.
Apakah kedua sisi itu benar atau keduanya salah?
Apakah kedua sisi itu benar atau keduanya salah. Benar atau sedikit benar, salah atau sedikit salah?
Bukankah karna itu Agama hadir untuk memisahkannya dan tentu tidak akan bisa terpisah dengan ulama.
Dalam hal ini saya rasa ulama tidak boleh diam, plin plan apalagi bersikap samar dengan ungkapan ungkapannya menyikapi sunatullah ini. (Bersikaplah yg jelas dan gamblang) agar tidak 'menyesatkan' umat yang awam.
Saya tidak tau sebutannya kepada orang yang apabila di hadapkan kepadanya antara yang haq dan batil, benar atau sedikit benar atau salah dan sedikit salah lalu dia bersikap netral, plin plan, apalagi menyuguhkan kode kode dalam bahasanya yang samar..?
"Dunia ini di penuhi dengan fitnah syubhat maka apakah benar menyajikan sikap yang 'syubhat' pula.!"
Jika sikap semacam ini di sebut cinta maka 'jauh panggang dari api' : "Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan.
Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat."
Tidak khawatirkah apabila dalam hal ini di kedalaman jiwa manusia juga anasir anasir kehalusannya justru akan terkecoh membedakan antara kelembutan atau keras hati,  ketenangan atau ketakutan, juhud atau justru cinta dunia, Arif atau justru cinta diri.
"Ingatlah 'Pertengkaran' melawan kebatilan adalah syiar."
"Karna itu 'pedang keadilan tidak memotong dengan pelan': maka ketajamannya tidak menganiyaya atau menyakiti melainkan ia adalah lambang dari kasih sayang juga kelangsungan hidup."

قل الحق ولو كان مرا

Harapan

Yang menghubungkan semua manusia adalah harapan.

Manusia/individu bisanya mencintai orang yg memenuhi harapan.
Tpi harapan terkadang ditakdirkan mnjdi patah.
Mengapa harapan bisa patah?
"Karena setiap harapan berasal dri pikiran manusia"

Ironinya .
Tdk seorang pun yg mau belajar mengenai harapan orang lain, terlepas dri semua niat utk memenuhinya. Ketika tdk seorang pun pernah dpt memnuhi harapan orang lain, itu adalah akar KONFLIK
Semua hubungan berubah menjadi konflik . . .

Namun jika manusia berhenti membangun hubungan mereka berdasarkan harapan
menerima hubungan apa adanya . . . bukankah hidup ini akan menjadi penuh kedamaian dan kebahagiaan?

Matematika

'Matematika' itu ilmu pasti ; "1+1=2 itu benar."
Tapi 2 itu bisa salah meski rumusnya benar apabila Asumsi Awalnya salah.
Maksudku : janganlah menilai se ekor gajah hanya dengan memegang ekornya saja, bagaimana jika ternyata yang kau pegang ekor tikus dan penilaianmu terhadap gajah akan salah total. "ketika 'matematik' di hadapkan pada hukum alam ia tidak selamanya pasti ketika ia pasti maka ia tidak selalu merujuk kaidah-kaidah hukum alam."

Kebenaran tidak bisa di potong-potong menjadi beberapa bagian lalu meletakannya dalam sebuah sistem kehidupan, kebenaran harus utuh. Carilah ia kebenaran itu dari kebenaran dan untuk kebenaran.
"Seimbangkanlah dan amatilah subjektifitas dalam dirimu dan objektifitas di luar dirimu inilah paradigma yang hanya bisa terlahir dari rahim dogma."
Sebuah pembodohan besar mencoba memisahkan agama dengan tatanan kehidupan manusia. Ini merupakan pengingkaran sejarah dan peradaban, juga pengingkaran terhadap pengetahuan.

"Alangkah dungunya dirimu ketika mengikuti 'seseorang' yang menyarankanmu untuk menghancurkan kapalmu sendiri sementara kau melihatnya berlayar dengan membawa barang barang milikmu." ; Ambilah kembali wahi sodaraku karna kebenaran adalah harta kekayaan orang orang muk'min yang telah hilang saat ini!

Kabilah

Ketika kafilah berulang-alik berangkat dan tiba, mereka sepenuhnya tersembunyi: bagaimanakah mereka akan dikenali oleh para ahli-dunia?
Kepada Ibrahim a.s. api tunduk, bagaikan gelang-kaki;kepada Musa a.s laut tunduk dan digendongnya dia di atas pundaknya;
Kepada Dawud a.s besi tunduk dan melunak bagai lilin; kepada Sulaiman a.s angin tunduk bagai budak.

Jika memang demikian, wahai manusia berdada-sempit, lalu mengapa takut-rugi menahan gerak langkahmu dalam soal agama?
Kematian adalah suatu hadiah bagi kefanaan dan para mujahid merindukannya seumpama mereka berpuasa lalu menunggu detik-detik saat berbuka sementara seluruh hidangan ada di depan mata mereka tanpa terhijab satu tutupanpun. Aroma harumnya sampai melewati batas rasional dan mematikan indranya karna yang tercium darinya adalah aroma cinta ilahiyah yang tidak mungkin otak manusia bertahan padanya! Wallahu a lam bissawab...

Rantai Taqdir

Takdirmu adalah sebuah akumulasi dari semua keputusanmu. Satu keputusan saja bisa merubah takdirmu dan itu juga bisa mengubah masa depan ; Keputusan adalah sudut pandang dari manusia itu sendiri.
Inilah yang di sebut rantai takdir.

Sebenarnya kita sedang membicarakan persepsi manusia di sebalik rangkaian takdir.

Satu catatan saja untuk hal ini : 
'segala yang berlaku di alam ini baik penetapan dan perubahannya tidak pernah terjadi di luar alam'.
Lebih jauh dari ini..? Aduhaiii "Diam adalah kalimat yang terbaik."

Tenggelam

Seseorang yang menyadari bahwasannya dia sedang tenggelam maka tidak perlu lagi dia mempertanyakan seperti orang bodoh bertanya ; "dimanakah laut itu ? : Di atas atau di bawah, di depan atau di belakang, di kiri atau di kanan, menyatu atau terpisah."
Karna dimanapun dia menghadap itulah ia (laut) itu. Dikatakan bersatupun tidak di katakan terpisahpun tidak.
Fikirkanlah itu wahai putra putri al khalil.

Sikap Berterimakasih

"Sikap 'berterimakasih' kepada Allah dan 'berterimakasih' kepada 'mahluk' adalah dua sikap yang di satukan oleh pengetahuan yang utuh.

Jika kedua sifat ini di pisahkan maka itu artinya engkau sedang terpedaya oleh setan yang menari di depan mata tabiat insan.

Sebagian orang akan seolah-olah berterimakasih kepada Allah sementara ia mengabaikan sebab sebab yang berkaitan dengannya.

Sebagian orang yang lain akan memuja muja sebab sebab yang berkaitan dengan kelancaran urusannya dan mengabaikan Allah : ini adalah dua sifat yang di satukan oleh keterpedayaan.

Keterpedayaan ini akan melahirkan sifat 'kufur' dan 'tidak tahu terimakasih (tidak bisa menghargai jasa orang lain) ini juga dua sifat yang di satukan oleh sifat kebodohan atau lemah pemikiran.

Maka keterpedayaan dan kebodohan itu adalah dua sifat yang di satukan oleh setan 😈, Tiada sifat yang di turunkan setan dari kedua sifat itu setelahnya kecuali keangkuhan dan kedengkian.

Toriqot

"Toriqot tidak ubahnya sebuah pohon yang utuh." ; Dahan dan rantingnya adalah syariat,[1] pokok pohon adalah hakikat dan 'makrifat adalah akarnya'.
Dan perlu engkau ketahuilah : "Akar yang terkubur di dalam tanah yang mencoba naik kepermukaan dia akan lenyap bahkan puhon itupun akan tumbang ; 'Akar tidak mungkin menjadi pohon'.[2]"
Untuk hal ini aku hendak menambahkan sesuatu : Ketika sebuah pohon mulai tumbuh "setiap bagian dari pohon itu akan tak jauh berbeda ukuran, kadar dan keadaannya..."

Catatan;
1. Pengetahuan manusia itu akan bersepakat pada pokoknya berhubungkait pada dahannya dan berselisih pada rantingnya.

2. Hukum dan ilmu itu akan bersepakat secara objektif dan kadang kala bersinggungan secara subjektif.