Jumat, 25 September 2020

Intelektualisasi cinta

Intelek dan cinta terbuat dari bahan berbeda. Intelek mengikat manusia dalam simpul-simpul dan tak mau mengambil risiko apa pun, sementara cinta meluruhkan semua simpul dan menerjang segala risiko. Intelek senantisa berhati-hati dan menyarankan, ‘berhati-hati bila berlebihan dalam kebahagiaan,’ dan cinta akan mengatakan ‘ah lompat saja, celupkan dirimu seluruhnya!’ Intelek tidak mudah diruntuhkan sementara cinta dapat dengan mudah dan suka cita meluruhkan diri menjadi puing. Namun harta karun senantiasa tersembunyi di balik puing. Di balik serpihan hati, terkandung harta karun tiada banding.

Kebanyakan masalah di dunia ini berakar dari kesalahan linguistik dan kesalahpahaman yang sederhana. Jangan pernah menelan rangkaian kata secara mentah-mentah. Ketika kau mulai menginjak ranah cinta, bahasa seperti yang jamak kita pahami menjadi usang. Hal-hal yang tak dapat diungkap melalui kata-kata hanya dapat dipahami melalui keheningan.

Kesepian dan kesendirian adalah dua hal yang berbeda. Ketika kau merasa kesepian, mudah bagimu untuk membuat dirimu percaya bahwa kau telah berada di jalan yang benar. Kesendirian lebih baik buat kita, karena ia berarti sendiri tanpa merasa kesepian. Namun, pada saatnya nanti, yang terbaik adalah menemukan seseorang, seseorang yang dapat menjadi cerminmu. Ingat, hanya melalui hati orang lainlah kau benar-benar dapat melihat dirimu dan merasakan kehadiran Tuhan di dalam dirimu.

Apa pun yang terjadi dalam dirimu, tak peduli betapa tampak menyusahkan, jangan pernah terjerembab ke dalam jurang kesengsaraan. Bahkan ketika semua pintu tampak tertutup, Tuhan akan membukakan sebuah jalan baru bagimu. Tetaplah bersyukur! Amatlah mudah untuk merasa bersyukur ketika semua terasa baik-baik saja. Seorang Sufi tak hanya bersyukur atas apa yang telah diberikan kepadanya, namun juga untuk segala yang ditahan darinya.

Kesabaran tak berarti bertahan secara pasif. Ia berarti memiliki pandangan yang cukup jauh sehingga yakin akan hasil akhir dari suatu proses. Apa makna kesabaran? Kesabaran berarti menatap duri dan melihat bunga mawar, menatap malam dan melihat subuh. Ketidaksabaran berarti hanya memiliki pandangan jangka pendek atau sesaat sehingga tak dapat melihat jalan keluar atau hasilnya nanti. Para pecinta Tuhan tak pernah habis kesabarannya, karena mereka tahu: dibutuhkan waktu bagi sang rembulan sabit untuk menjelma purnama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar