Kenapa sebagian ulama terdahulu menulis dengan bahasa syair, puisi, simbol atau yang sejenisnya?
Salah satu contoh Hujatul islam Al Gazali RA pernah di cela karna menggunakan bahasa yang sukar di fahami di sebagian karyanya, kemudian beliau menjawab celaan ini dengan entengnya, beliau RA berkata yang kurang lebih seperti ini ; "Dimana-mana yang mengikat itu maknanya bukan kata atau kalimatnya."
Jadi begini loh mas... :
Pada Umumnya, bukankah segala sesuatu yang tidak bisa di cerna secara spontan itu membutuhkan interpretasi, kenapa..? Karena interpretasi itu bisa merangsang seseorang yang haus akan pengetahuan saya ulangi (haus akan pengetahuan)! untuk berfikir dan melakukan penelitian yang insa Allah ia mengerti bahkan keunggulan metode ini sangat boleh jadi seseorang mendapat disiplin ilmu yang lain dalam perjalanannya berfikir dan melakukan penelitian itu.
Tentu saja bekal pertama yang harus kamu bawa adalah Khusnudzon saya ulangi (khusnudzon)!, dengannya kamu mengetahui kebenaran dengan 'dalil-dalil' yang kuat atau mengetahui kesalahan dengan bantahan yang kuat.
Seseorang yang membantah sesuatu atau membenarkan sesuatu tanpa mengetahui hakikat dari yang dibantah atau yang dibenarkannya maka ia melakukan tindakan yang serampangan, bukankah ini tidak layak di lakukan oleh orang yang berfikir.
Kalu kita menolak interpretasi atau hal yang menimbulkannya maka bagaimana kita menerima ilmu tafair dan asbabunuzulnya, ilmu hadits dan asbabul wurudnya, ilmu ushul dan fikihnya, ilmu tauhid dan tasawufnya atau hubung kait antara kesekian di siplin ilmu-ilmu itu, Bukankah semua itu hasil interpretasi apakah itu dari makna, kondisi, suasan, waktu, tempat kejadian dsb, hal-hal yang mendatangkannya dan efek yang di timbulkannya.
Sebenarnya dalam kehidupan yang kita jalani sehari-haripun di penuhi hal ihwal yang tidak bisa kita fahami secara spontan. Terlepas dari salah dan benar dalam pengambilan keputusan, bukankah kita telah berinterpretasi, apakah itu secara langsung atau tidak langsung, implisit atau eksplisit, kognitif, intuisi, subjektif, objektif atau bahkan secara akademis.
Wallahualam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar