[12/4 10.03] bocah neraka009: Ya Mustafa ya sayidi...
Engkau adalah wujud nyata cintaku kepada Al Haliq.
Lisanku yang 'memujimu' adalah munajatku, kita berkumpul bersama bagai makna-makna, terpisahpun bagai makna-makna.
Jika 'kega'iban-mu' adalah kelemahan dari lintas mataku, buatlah serasi dari dalam diriku agar aku bisa layak mendekapmu.ðŸ˜
[12/4 10.13] bocah neraka009: Sebagian orang yang di berkahi kagum melihat 'gelas yang di basahi air karena cemerlang beningnya' lalu 'mutiara yang tumbuh di bumi emas'.
Sementara aku di cela penduduk bumi, sendiri sunyi mengagumi kilauan Air di dalam api 🔥 dari tanah yang terbakar ketika dahulu di warisi Namruz di negeri Babil sebagai simpanan sejak zaman nenek moyangnya.
[12/4 10.26] bocah neraka009: Cinta...
"Tidak kutemukan sebutan pada hari-hari itu, tidak kutemukan bilangannya atau tempatnya tidak pula waktu" ; ketika 'sang kekasih hadir merengkuh tanganku dan berlalu terbakar hatiku menahan rindu.'
Seperti penghuni neraka. Jika kulit-kulitnya terpanggang, kembali pula kulit-kulit itu untuk sebuah derita panjang : Rasa sakit itu membuatku tetap hidup tapi tidak cukup membuatku mati.
"Bukanlah orang mati itu berbaring seperti mayat, kematian adalah mati kehidupannya."
[12/4 10.31] bocah neraka009: "lihatlah bayangan sampai ujungnya, berkurang ketika ia memanjang." ; 'Saat cahaya hilang jasad akan sirna lalu apa guna bayanganmu tanpa tubuh.'
[12/4 10.48] bocah neraka009: Aku kagum dengan orang berbicara, "Aku telah ingat Allah"
Duhai... apakah aku mabuk, apakah aku alpa? Lalu ku ingat yang ku lupa.
kuminum 'gelas demi gelas' hingga tuntas habis, ku hancurkan cermin demi cermin namun tidak puas pula dahagaku.
"Lalu tersirat "kenapa engkau menempuh perjalanan ini, hingga kau begitu merana?"
Biarlah aku terbakar di sini, tanggelam dalam samudra tak bertepi.
[12/4 10.58] bocah neraka009: Betapa tumpulnya mata, lemah lunglai tulang belulang, berlalu pulalah seluruh cita-cita. Jika tahu kita hanya hendak menangisi yang maklumnya tiada.
Sejak semula lebih baik meratap kepadanya yang maha hidup bukannya meratap pada yang akan hancur binasa.
Menangislah sejadi jadinya jika engkau mau menangis dan merenungi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar