Minggu, 27 September 2020

Tidak perlu khawatir pada masa depan

"Bagi saya masa depan itu tidak lain hanyalah implementasi dari masa yang telah berlalu karna itulah saya sama sekali tidak takut ataupun khawatir pada 'masa yang akan datang yang tentunya tidak saya ketahui', yang membuat saya takut dan khawatir adalah masa yang telah berlalu yang tidak juga saya ketahui."
Tapi karna ketidak tahuan itulah saya jadi punya harapan, karna harapan itu saya jadi punya amalan ; namun semua yang saya lakukan bukan untuk merubah apapun melainkan lebih seperti sebuah karunia : 'seperti tongkat bagi orang buta atau seperti lampu dalam kegelapan yang nyata'. Duhai... kiranya Jibril tidak menangis ketika mengingat kisah iblis.

Jumat, 25 September 2020

Kekuasaan Absolut

Kekuasaan Allah itu absolut ia tidak bisa di intervensi, provokasi, intimidasi, fasilitasi ataupun di manipulasi dan harus tidak terikat hukum-hukum apapun.
Jangan pernah menafsirkam kekuasaannya menurut seleramu atau mengartikannya sebagaimana kekuasaan manusia ; kekuasaan itu artinya bukan perubahan yang menjadi ketetapan baru kekuasaan itu artinya mutlak tetap sebagaimana adanya, perubahan dan penetapan itu hanya ada di alam persepsi saja kebenarannya tidak ada yang berubah artinya yang kita sebut perubahan dan penetapan itu tidak lahir kemudian melainkan telah ada sejak semula.

Banyak saat mengunci mulut

"Buah mangga yang matang lebih dulupun kadang kala di takdir untuk patah dan jatuh dari pohonnya di guyur hujan, dimamah mentari, membusuk tidak di hargai, tidak di kenang, tidak di ingat, tidak di lihat kecuali kebusukannya itu. Tertimbun di dalam tanah, di injak dan di anggap tidak ada sampai akhirnya ia menjadi pohon yang di harapkan semua orang" ; Diam dan kunci mulutmu sekuat mungkin, jangan terlalu menghiraukan persepsimu apakah hatimu menangis ataupun tersenyum sampai ia yang kuasa menjelaskannya kepadamu hakikat tangis dan senyumu wahai jiwa ini adalah salah satu siklus yang maha sempurna dan maha bijaksana. Teruslah berharap kebaikan kepada Allah yang maha baik diantara tangis dan senyumu 'karna duduk dalam sunyi selalu mencuri perhatian langit dan jeritan dalam mulut yang terkunci sangat mungkin menembus dinding arasi.'

Bantahan terhadap kaum sekuler

Ketika Sayidina Ali bin abi tolib KW ditanya orang sekuler dari golongan yahudi yang +- redaksinya seperti ini ; "apakah kehendak Allah mendahului segala sesuatu?" Di jawab yah benar. "Apakah Allah sudah tahu siapa yang akan jadi ahli neraka atau ahli surga?[1] Di jawab yah benar. "Apakah rencana Allah itu tidak akan gagal?" Di jawab yah benar.


Orang sekuler itupun melanjutkan dengan niat menyudutkan beliau "kalau begitu untuk apa 'bersyariat' kalo semua sudah di tentukan?" Di jawab : agar jelas sebab apa engkau menjadi ahli surga atau ahli neraka. Perdebatanpun selesai dengan kemenangan beliau atas orang sekuler.


Ketika seseorang bertanya kepada hujatul islam tuan Abu hamid bin muhamad bin muhamad bin ahmad Al Gazali ; "Apa gunanya doa dan ikhtiar sementara taqdir Allah tidak bisa di tolak?"


Lalu beliau menjawab : secara umum tolak bala itu juga termasuk taqdir karna ketentuan Allah diturunkan bersamaan dengan sebabnya, jadi ketika Allah menentukan sesuatu maka Allah juga menentukan sebab sebabnya. Maka beliau menjawabnya secara syariat tanpa melepaskan hakikat, menjawabnya dengan ubudiyah tanpa terpisah dari rububiayah. Semoga Allah meridai beliau.


Maka senadalah dengan pernyataan ibnu Atoilah asakandari dalam kitab hikamnya yang kurang lebih seperti ini "Segala sesuatu yang terjadi di alam ini baik penetapan atau perubahannya tidak akan pernah terjadi di luar alam."


Semoga Allah meridai beliau.

Catatan :


1.

ۖ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ

Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang meraka

. ۚ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ

Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya.


I'broh.


: "Allah mengetahui dan kita tidak mengetahui karna itulah seharusnya kita bersikap seperti orang yang tidak mengetahui, jauhi syakwasangka jadilah orang yang tau diri karna pengetahuan kita adalah ketidak tahuan dan kemampuan kita adalah ketidak mampuhan!"


"Ketika seseorang melewati jalan yang tidak ia kenal medan dan juga kondisinya lagi gelap maka orang yang berakal akan senantiasa berhati-hati baik dengan lapu penerangan (ilmu) apalagi tidak dengan lampu penerangan (tidak berilmu) tentu seharusnya ia akan lebih waspada bukan : Jadi asalkan kita memiliki logika yang sehat kita akan memahaminya kita harus menanamkan keyakinan ini di dalam kesadaran murni kita dengan tidak melanggar 'konstitusi ilmu'.


Secara syariat di alam kausal (asbab/sebab musabab) kita akan berkata "sebab mendatangkan akibat" : di alam basyariah pernyataan ini benar atau separuh benar.


Secara hakikat kesadaran murni kita akan berkata akibat mendatangkan sebab (kehendak Allah turun bersamaan dengan sebabnya) dan itu berarti sebenarnya 'taqdir tidak memerlukan undangan' : jadi "kehendak dan juga sebabnya, hakikat dan syariatnya kesemua atau keduanya itu bukan sebuah pilihan melainkan kita harus menelan keduanya seperti 'sebuah hidangan dalam nampan yang sama pada sebuah perjamuan agama dan bagian masing-masing orang adalah apa yang mampuh ia cicipi dari keduanya' sebagaimana Tasawuf dan juga fiqih. Seperti mana pernyataan Al Imam As syafi'i ; suatu waktu beliau mencela Ahli Fiqih dan pada waktu lain mencela Ahli tasawuf yang menjadikan pernyataan utuh dalam kesimpulannya "di dunia ini hanya ada dua Ahli, pertama ahli fiqih kedua ahli tasawuf maka janganlah kalian menjadi salah satu dari dua itu tetapi jadilah keduanya.


Jika engkau menjadi Ahli fiqih saja kamu akan keras hati dan sombong sehingga tidak bisa merasakan kenikmatan ibadah melainkan luarnya saja dan jika engkau menjadi ahli tasawuf saja maka engkau akan zindik tersesat ke jalan setan.


Jadi keduanya harus di fahami secara bersamaan. "Jika kita ingin mengerti lautan dan sungai secara bersamaan maka kita harus memahami koala yang mana koala itu bukan laut bukan juga sungai, bukan selain laut atau sungai, bukan asin atau tawar, bukan selain asin dan juga bukan selain tawar."


Jadilah umat yang ideal sebagaimana dimaksud.


Allah Ta’ala berfirman :


(وكذلك جعلناكم أمة وسطا ) “ Dan Yang Demikian Itu Kami Jadikan Kalian (Umat


Islam ) Sebagai Umat Pertengahan”.


Perbekalan

"Semakin banyak perbekalan yang kau bawa dalam sebuah syafar semakin payah engkau mengangkat beban semakin lambat pula engkau mencapai tujuan! Tapi engkau tidak perlu meninggalkan seluruh perbekalanmu, yang harus kau lakukan adalah membelanjakannya dengan benar, sedikit demi sedikit bebanmu luruh sehingga engkau tidak terlalu 'cepat dan tidak terlalu lambat' mencapai tujuan. Selanjutnya Halilullah Ibrahim As berdoa Aslamtu Lirobil alamin."

Lihatlah para pendahulumu dalam agama (para salaf) mereka berbekal namun mereka hanya bertawakal kepada Allah SWT : karna mereka tahu perbedaan antara berbekalkan tawakal dan bertawakal pada bekal.
Bahwasannya tawakal itu dari mula sampai tidak terkira pada masa dan suasan inilah syafarnya para salaf ; mereka berbekal namun tawakalnya tidak datang karna sebab sebab yang menghadirkannya, inilah yang di maksud Ibnu Atoilah RH dalam hikamnya "tanda keberhasilan seorang hamba dalam sebuah perjalanan adalah berserah diri sejak mula."

Namun bertawakal pada bekal artinya mereka bertawakal kepada sebab sebab yang mendatangkannya baik mereka membawa bekal ataupun tidak membawa bekal atau seperti orang yang berkata "berusaha saja dulu dengan maksimal setelah itu sisanya serahkan kepada Allah" mereka tidak sadar telah menjadikan yang utama (Allah) sebagai yang kedua (pelatian) ini sungguh sangat lancang bukan, ketika berhasil mereka katakan ini hasil jerih payahku dan ketika gagal mereka berputus asa dan berburuk sangka kepada Rabnya atau seperti orang yang berkata "tidak usah membawa bekal kita serahkan saja segalanya kepada Allah SWT, mereka tidak sadar bahwa mereka telah meninggalkan hak-haknya terhadap Allah dalam syariat ; kiranya inilah tawakal orang orang bodoh. Maka hujatul islam Al Gazali RH mengatakan bahwa "berserah diri itu dengan pengetahuan bukan dengan kejahilan.

Bumi tidak bisa menyucikan manusia

Ketika fathul makah baginda Nabi Muhamad SAW bersama kaum  muslimin berjaya membebaskan kembali tana harom dan menyucikan kembali ka'bah. Kemudian di lanjutkan sahabat As sidik Abu Bakasr RA, sistem pemerintahan mulai di buat secara konstitusi dan di sempurnakan dimasa Al Faruk Umar RA.
Kemudian beliau mulai menyurati Sahabat sahabat yang di luar makah atau di luar negeri untuk kembali ke makah yang +- maksudnya seperti ini "kini mekah sudah aman dan damai kembalilah ke makah untuk beribadah di tanah harom yang pahalanya 1000 kali lipat daripada daerah lain." Sebagian sahabat kembali ke mekah sebagian sahabat yang senior tidak termasuk Salman Al Farisi RA, Kemudian salman mbalas surat umar dengan berkata +- seperti ini :

اعلمو ان الارض لم تقدس احدا
وانما يقدس الرجل عمله
ولكن انشروا في بلا دالله
وعلموا فان التعليم داب الامنبياء

"Bumi itu tidak bisa menyucikan manusia, yang bisa menyucikan manusia itu amalnya sendiri.
Maka menyebarlah kalian di seluruh penjuru dunia dan ajarkan islam, karna mengajarkan islam dan menyebarkannya adalah watak para nabi. "

Karna itu dimanapun kita berada tebarkanlah kebenaran dan berbuat benarlah. Cobalah kita tiru watak para nabi, dimanapun mereka berada mereka menegakan tauhid, untuk itu kita harus mengawalnya agar lestari, terutama pada anak keturunan kita atau pada sekup yang lebih luas. Berusahalah agar kita tidak mengecewakan siapapun demi kehormatan agama ini.

Realitas dan kebenaran

"Se ekor burung terkapar di tengah padang pasir yang terik dengan sayapnya yang patah karna pemangsa, kemudian datanglah kawanan burung membawakan makanan dan memberinya perawatan" : Tawakal itu bukan tentang sayap yang patah atau tentang simpatiknya sekawanan burung, tetapi sikap zuhud seseorang melihat tawakal pada keseluruhan kisah ini. Karna zuhud itu tidak berarti miskin dan bertasawuf itu jelas tidak berarti meninggalkan syariat.
Pada prinsipnya di dunia ini hanya ada dua jenis disiplin ilmu, yaitu fiqih dan tasawuf maka janganlah memilih salah satunya tapi pilihlah keduanya.

Sekilas Tawakal

"Se ekor burung terkapar di tengah padang pasir yang terik dengan sayapnya yang patah karna pemangsa, kemudian datanglah kawanan burung membawakan makanan dan memberinya perawatan" : Tawakal itu bukan tentang sayap yang patah atau tentang simpatiknya sekawanan burung, tetapi sikap zuhud seseorang melihat tawakal pada keseluruhan kisah ini. Karna zuhud itu tidak berarti miskin dan bertasawuf itu jelas tidak berarti meninggalkan syariat.
Pada prinsipnya di dunia ini hanya ada dua jenis disiplin ilmu, yaitu fiqih dan tasawuf maka janganlah memilih salah satunya tapi pilihlah keduanya.

Intelektualisasi cinta

Intelek dan cinta terbuat dari bahan berbeda. Intelek mengikat manusia dalam simpul-simpul dan tak mau mengambil risiko apa pun, sementara cinta meluruhkan semua simpul dan menerjang segala risiko. Intelek senantisa berhati-hati dan menyarankan, ‘berhati-hati bila berlebihan dalam kebahagiaan,’ dan cinta akan mengatakan ‘ah lompat saja, celupkan dirimu seluruhnya!’ Intelek tidak mudah diruntuhkan sementara cinta dapat dengan mudah dan suka cita meluruhkan diri menjadi puing. Namun harta karun senantiasa tersembunyi di balik puing. Di balik serpihan hati, terkandung harta karun tiada banding.

Kebanyakan masalah di dunia ini berakar dari kesalahan linguistik dan kesalahpahaman yang sederhana. Jangan pernah menelan rangkaian kata secara mentah-mentah. Ketika kau mulai menginjak ranah cinta, bahasa seperti yang jamak kita pahami menjadi usang. Hal-hal yang tak dapat diungkap melalui kata-kata hanya dapat dipahami melalui keheningan.

Kesepian dan kesendirian adalah dua hal yang berbeda. Ketika kau merasa kesepian, mudah bagimu untuk membuat dirimu percaya bahwa kau telah berada di jalan yang benar. Kesendirian lebih baik buat kita, karena ia berarti sendiri tanpa merasa kesepian. Namun, pada saatnya nanti, yang terbaik adalah menemukan seseorang, seseorang yang dapat menjadi cerminmu. Ingat, hanya melalui hati orang lainlah kau benar-benar dapat melihat dirimu dan merasakan kehadiran Tuhan di dalam dirimu.

Apa pun yang terjadi dalam dirimu, tak peduli betapa tampak menyusahkan, jangan pernah terjerembab ke dalam jurang kesengsaraan. Bahkan ketika semua pintu tampak tertutup, Tuhan akan membukakan sebuah jalan baru bagimu. Tetaplah bersyukur! Amatlah mudah untuk merasa bersyukur ketika semua terasa baik-baik saja. Seorang Sufi tak hanya bersyukur atas apa yang telah diberikan kepadanya, namun juga untuk segala yang ditahan darinya.

Kesabaran tak berarti bertahan secara pasif. Ia berarti memiliki pandangan yang cukup jauh sehingga yakin akan hasil akhir dari suatu proses. Apa makna kesabaran? Kesabaran berarti menatap duri dan melihat bunga mawar, menatap malam dan melihat subuh. Ketidaksabaran berarti hanya memiliki pandangan jangka pendek atau sesaat sehingga tak dapat melihat jalan keluar atau hasilnya nanti. Para pecinta Tuhan tak pernah habis kesabarannya, karena mereka tahu: dibutuhkan waktu bagi sang rembulan sabit untuk menjelma purnama.

kekeuatan adalah respon dari kebutuhan

"Kekuatan adalah respon dari kebutuhan, bukan keinginan..! : Karnanya banyak orang menderita karna kekecewaan."
Kebanyak kita tidak mengerti hal ini, Saat persepsi menafsirkan kegagalan sebagai kehancuran sebagai implementasi ambisi yang lahir dari nafsu-nafsu liar tanpa penggembalaan, ketika mereka di taqdirkan untuk patah maka hatinyapun turut Hancur menjadi kepingan puing-puing.
"Tetapi orang-orang yang di beri petunjuk menyadari 'harta karun' tiada terbilang senantiasa berada di balik puing-puing."[]

pohon taqdir

"Dahan dan ranting pada sebuah pokok adalah pohon juga." : Apakah kita mengira Allah azawajala menciptakannya tanpa pohon ataukah kita mengira pohon di ciptakan tanpa dahan-dahan dan ranting-rantingnya? 'Janganlah begitu, sebenarnya pohon itu beserta dahan dan rantingnya'.
"Hingga engkau tahu apa artinya di balik ikhtiar dan doa sementara taqdir Allah tidak bisa di bendung.
Fikirkanlah itu."

Manfaat takut dan cemasan

"Rasa 'cemas (takut) yang sangat kadang-kadang menghilangkan pedihnya luka seketika'[] meskipun luka itu masih ada sebelum 'harapan teramat sangat besar'[] mengobatinya."
Inilah perjalanan ketika luka-luka benar benar sembuh engkau baru tau bahwa harapan dan kecemasan itu juga cinta. Sekiranya janganlah begitu, sedarilah dari semula bahwa kepedihan juga termasuk perhiasan dari cinta.

Hayalan orang alim

Mereka-mereka itu menularkan hayalannya kepada orang banyak bahwa ilmu itu tidak lain hanyalah :
Fatwa pemerintah yang di pakai para 'qadhi (hakim)' untuk menyelesaikan persengketaan ketika berkecamuk kezaliman.
Sebagai jidal yang di peralat oleh orang yang mencari kemegahan untuk memperoleh kemenangan dan keuntungan.
Atau sebagai sajak yang dihias untuk di pergunakan juru-juru nasihat untuk mempengaruhi orang awam.

Tidak ada yang mereka lihat selain 3 hal ini yang di jadikannya tempat berburu yang haram dan menangguk harta kekayaan duniawi. Adapun ilmu jalan akhirat yang di tempuh ulama-ulama terdahulu yang Allah menamakan dalam kitabnya yaitu : Fiqih, Hikmah, Ilmu, Cahaya, Nur, Hidayah dan petunjuk. Telah di lipat dari orang banyak dan menjadi hal yang di lupakan.

Cintanya Allah

Akan di hadirkan seseorang di hari kiamat, ini mewakili sekian milyar manusia di dunia yang seperti ini.
Akan di hadirkan seseorang di hari kiamat lalu Allah SWT menghentikannya lalu Allah SWT menutupinya dengan sebuah sitroh (tirai) dan bertanya : "Apakah engkau ingat dosa yang kau lakukan di hari ini?" Orang itu menjawab "yah hamba ingat wahai tuhanku."
Kemudian Allah SWT bertanya lagi sebagaimana pertanyaan yang sebelumnya dengan pelanggaran yang berbeda pada waktu yg berbeda dan di jawab dengan jawaban yang sama.
Kemudian setelah itu Allah SWT berseru kepada orang itu : "Sebagaimana aku telah menutupinya di dunia maka di hari ini aku telah mengampuninya." 
Ya Rahman 🥺😭

Tafakur

“Mohonlah pertolongan atas pembicaraan dengan diam dan atas 
kesimpulan dengan tafakkur.”

Karena
“Pandangan yang baik terhadap 
'berbagai hal' adalah ke
selamatan dari tipuan. 
Keteguhan dalam pendapat adalah keselamatan dari kelalaian dan penyesalan. Menimbang dan berpikir menyingkapkan keteguhan hati, serta kekuatan dalam pandangan orang-orang bijak merupakan keteguhan dalam diri dan kekuatan 
dalam pandangan.

Untuk itu
berpikirlah sebelum membulatkan tekad. Lakukanlah kajian se�cara mendalam (tadabbur) sebelum menyerang 
(musuh) dan bermusyawarahlah sebelum maju.”

Ketahuilah
“Empat keutamaan.
Pertama :
Tafakur adalah tiang dari kebijaksanaan (hikmah).
Kedua :
membuang keinginan rendah (syahwat) adalah tiang dari kesucian diri.
Ketiga :
Menahan marah adalah tiang dari kekuatan. Keempat :
keseimbangan kekuatan�kekuatan nafsu adalah tiang dari Al-hâl (pengalaman ruhaniah).”[]

kunci gerbang pengetahuan

"Khusnudzon itu seolah membuka gerbang pengetahuan ; dengannya kamu bisa mengetahui hakikat segala urusan : seperti kamu mengetahui kebenaran dengan hujah yang kuat atau seperti kamu mengetahui kesalahan dengan bantahan yang kuat.
Sedangkan syu'udzon itu seolah menutup gerbang pengetahuan ; dengannya kamu tidak akan mengetahui hakikat segala urusan kecuali syakwasangka : seperti kamu mengetahui kebenaran dengan hujah yang lemah atau seperti kamu mengetahui kesalahan dengan bantahan yang serampangan, inilah yang biasa di lakukan orang-orang awam."

Menelisik Esensi doa

Bismillahirrahmanirrahim
Menelisik Esensi doa?

Yah bahwasannya tak terhitung banyaknya mereka-mereka yang merasa kecewa.
Semula, manusia kecewa kepada kehidupan kemudian kecewa kepada Tuhan: Orang miskin yang selalu diperlakukan tidak adil oleh masyarakat di sekitarnya; mahasiswa cerdas yang dijatuhkan dosen yang iri akan kecerdasannya. perempuan berjilbab yang dikhianati suaminya, yang dahulu terkesan shaleh dan alim. Profesor yang memilih “kafir” karena ditipu puluhan juta oleh seorang Ustad, pemikir Islam yang kecewa dengan keadaan umat Islam yang miskin dan terbelakang dan masih banyak lagi bentuk bentuk kekecewaan lainnya lalu Mereka sampai pada sebuah  kesimpulan salah: berdoa tidak perlu. Ada dua alasan utama mengapa mereka sampai pada kesimpulan itu.

Pertama : mereka memandang Kesulitan hidup tak pernah selesai dengan doa;

Kedua : Bila doa kita tidak dikabulkan karena gelimang dosa, sedang semua orang pasti berdosa ? Yah bahwasannya pemikiran seperti ini memang benar namun kesalahannya mereka berhenti pada muara keputus asaan bukan justru memperbaiki diri dalam penghambaannya kepada Allah. Keputus asaan itu berkata ;"apa perlunya berdoa" toh tidak akan di kabulkan.

Ketiga : suudzon kepada Allah. Mereka lalai terhadap nikmat Allah dan lupa kepada hak hak mereka terhadap tuhannya.

Sayang sekali. Pasalnya, mereka lupa untuk meninjau kembali konsep doa dan mereka melupakan siapa dirinya lalu lupa akan adab adab kepada tuhannya.
Kita bisa saja memandang doa sebagai mantra magis untuk mengendalikan alam semesta, namun tuhan tidak bisa dilihat sebagai kekuatan gaib yang harus tuduk kepada kemauan kita.
Jika demikian, doa kita mirip lampu Aladin dan Tuhan yang menjadi jinnya. Ketika kita berdoa, Tuhan harus keluar untuk bersimpuh di depan kita, “Tuan, katakan kehendak Tuan“.
Karena itu, ketika Tuhan tidak memenuhi kehendak kita, kita marah kepada-Nya. Kita kecewa dan segera membuang lampu Aladin itu.
Tahu dirilah bahwa kita seorang hamba. Maka pantaslah Ibnu Ataillah Rahimahullah dalam kitab Al hikam yang kurang lebih beliau berkata ;"doa bukanlah sebuah tuntutan melainkan sebuah penyerahan diri ; 'janganlah engkau di sibukan kepada tuntutanmu terhadap hak hak Allah terhadapmu tapi sibukanlah dirimu kepada hak hakmu terhadap perintah perintah Allah."

“Bila anda ingin tahu posisi anda di sisi Tuhan, lihatlah di mana posisi Tuhan di hati Anda”,  ujar Imam Ja’far as-Shadiq. Alangkah tidak beradabnya kita di mata Tuhan bila memperlakukannya sebagai jin dalam lampu Ajaib.
Kita mungkin bisa berdalih, doa adalah ungkapan cinta. Yah... tapi Masalahnya, kita hanya berdoa kepada-Nya ketika memerlukan-Nya. Cinta macam apa seperti ini? Cinta masa puber kah.

Janganlah seperti orang yang mengatakan, "Aku mencintaimu karena aku membutuhkanmu.' tapi jadilah orang yang mengatakan , ; Aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu."

Sedikit saya membawakan beberapa kisah yang mudah mudahan bisa di jadikan i'tibar.

Sebelum beranjak lebih jauh, saya ingin menyebutkan dua hadis qudsi yang sangat menyentuh.

Pertama,
Hadis qudsi yang mengisahkan dua raja :
dulu ada seorang raja yang sepanjang hidupnya hanya berbuat maksiat dan zalim. Kemudian, ia jatuh sakit. Para tabib meminta agar ia berpamitan saja kepada keluarga, sebab ia tidak bisa disembuhkan kecuali dengan sejenis ikan. Dan, sekarang ini bukan musimnya ikan itu muncul di permukaan laut. Namun, Tuhan mendengar itu, dan memerintahkan para malaikat untuk menggiring ikan-ikan agar muncul ke permukaan laut. Singkat cerita, akhirnya raja dapat memakan ikan itu. Ia pun sembuh seperti sedia kala.
Pada saat yang sama, di negeri lainnya ada seorang raja yang adil dan saleh jatuh sakit. Para tabib juga mengatakan bahwa obatnya adalah ikan yang sama. Tapi jangan khawatir, sekarang ini musim ikan itu muncul di permukaan laut. Sangat mudah memperoleh ikan itu. Namun, Tuhan justru memerintahkan para malaikat untuk menggiring ikan-ikan itu masuk ke sarang-sarangnya. Akhir cerita, raja yang adil itu menghembuskan nafsanya yang terakhir.

Seperti kita di bumi, konon, di alam malakut sana para malaikat bingung. Mengapa doa raja yang shaleh itu tidak dipenuhi, sementara justru doa raja yang zalim itu dipenuhi ?  kemudian Tuhan berfirman,
“Walaupun yang zalim ini banyak berbuat dosa, pernah juga dia berbuat baik. Demi kasih sayang-KU, AKU berikan pahala amal baiknya. Sebelum meninggal dunia, masih ada amal baiknya yang belum AKU balas. Maka KU-segerakan membalasnya, supaya dia datang kepada-KU hanya dengan membawa dosa-dosnya”.(Artinya, sudah tidak ada lagi amal salehnya yang harus dibalas). “Demikian juga dengan raja yang saleh itu. Walaupun ia banyak berbuat baik, ia pernah juga berbuat buruk. Aku balas semua keburukannya dengan musibah. Menjelang kematiannya masih ada dosanya yang belum KU balas. Maka, AKU tolak doanya untuk mendapatkan kesembuhan, supaya bila ia datang kepada-KU, ia hanya membawa amal salehnya.

Kedua,
Ingatkah kita pada hamba Allah yang mulia bernama Zakaria yang berdoa ingin punya anak dan beliau adalah seorang nabi, Setelah menikah pada usia 20 tahun, setiap hari ia berdoa. Meski terus berdoa sampai berusia 80 tahun, doanya tidak juga terkabul. Berhentikah beliau berdoa ? kecewakah beliau kepada Tuhan ? Tidak. Beliau justru terus berdoa. Karna itulah Tuhan memuji Zakariyya, setelah Zakariyya memuji Tuhan.

“Ingatlah rahmat Tuhanmu untuk hamba-Nya Zakaria. Ketika ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara lembut. Ia berkata, “Tuhanku, sungguh sudah rapuh tulangku, sudah berkilauan kepalaku dengan uban, tetapi aku belum pernah kecewa untuk berdoa kepada-Mu, Ya Tuhanku” (QS. 19:2-4)

Nabi Zakaria seorang Nabi yang di jaga dari dosa tapi Tuhan tidak menyegerakan mengabulkan doanya. Kita baru berdoa beberapa minggu saja sudah menggerutu.

Hadits qudsi; “Tuhan berfirman kepada para malaikat : ‘Disana ada seorang hamba-Ku  yang fasik, banyak berbuat dosa, berdoa kepada-Ku. Segera penuhi permintaanya. AKU bosan mendengar suaranya. Ditempat yang lain ada seorang hamba-KU yang saleh sedang berdoa kepada-KU. Tapi, tangguhkan permintaanya. AKU senang mendengar rintihannya“.

Lalu; Tidakkah kita ingat tentang kisah Nabi Allah Musa a.s Ia berjuang dan berdoa untuk kejatuhan Fir’aun dalam waktu yang tidak sebentar. “Ada rentang waktu empat puluh tahun antara permulaan doa Musa a.s,” ujar Imam Ja’far. Nabi Musa yang tak berdosa saja mau menunggu selama empat puluh tahun untuk menggulingkaan fir'un.

Wallahualam bisawab...

Sabtu, 19 September 2020

Membantah sekuralitas

Mari berfikir.
Menurut saya :
"Realitas dan Kebenaran itu dua hal yang berbeda dan menyamakan keduanya akan melahirkan sekularitas." : Realitas itu pernyataan yang manipulatip dan bersifat politis sedangkan kebenaran itu absolut, ideal, murni tidak bisa di potong-potong menjadi beberapa bagian lalu di letakan dalam sistem kehidupan, tidak di kontaminasi kepentingan dan pemikiran, tentu harus tidak di lahirkan kemudian.

Baik mari kita analogikan Realitas itu seperti seorang yang berkata "bahwa semua orang akan setuju bahwa daging ayam itu enak, gula itu manis, garam itu asin, kopi itu pahit, tapi seseorang tidak bisa menjadikannya dalil untuk menyama ratakan seluruh keyakinan dalam kebenaran, karna kebenaran tidak bisa di batasi hanya karna hal ihwal yang manipulatif atau politis, kebenaran harus bertanya apakah semua benda benda itu diproduksi, dikelola, diolah, dikonsumsi dengan baik. Jadi kebenaran itu adalah realitas yang di benarkan secara mutlak."

Sikap saya pribadi terus terang saya tidak menyukai persi kebenaran yang bisa di taklukan oleh fikiran saya sendiri, bisa di manipulasi dan di politisi, tentu saja demikian sikap saya dalam memilih Tuhan.
Bagaimana dengan anda? Hehehe

Jadi menurut saya siapa saja yang menyamakan Realitas dan kebenaran sebenarnya ia tidak pernah berfikir realistis karna ia telah mengingkari logisitasnya sendiri. Mereka memuja akal tapi sebenarnya mereka tidak pernah menggunakan akalnya dengan benar, semakin mereka memujanya semakin menjauh dari kebenaran.

Pemakan tanah

Ketika syaithan menengok ke sekitarnya, dan didapatinya ada orang baik, dia merasa sakit, karena iri-dengki;
"Karena setiap yang terkutuk, yang tumpukan kayu bakarnya telah hangus tak akan sudi melihat lilin orang lain dinyalakan."
"Perhatikan dan teruslah memperbaiki dirimu. 'Sehingga kelebihan' orang lain tak lagi menyakitimu."
Mohonlah agar ditanggalkan-Nya iri-dengkimu, sehingga dialihkan-Nya engkau dari memandang keluar, "kepada cela didalam dirimu sendiri; kiranya sedemikian rupamu terserap, sehingga perhatianmu tak lagi berpaling."

Perbekalan

"Semakin banyak perbekalan yang kau bawa dalam sebuah syafar semakin payah engkau mengangkat beban semakin lambat pula engkau mencapai tujuan! Tapi engkau tidak perlu meninggalkan seluruh perbekalanmu, yang harus kau lakukan adalah membelanjakannya dengan benar, sedikit demi sedikit bebanmu luruh sehingga engkau tidak terlalu 'cepat dan tidak terlalu lambat' mencapai tujuan. Selanjutnya Halilullah Ibrahim As berdoa Aslamtu Lirobil alamin."

Lihatlah para pendahulumu dalam agama (para salaf) mereka berbekal namun mereka hanya bertawakal kepada Allah SWT : karna mereka tahu perbedaan antara berbekalkan tawakal dan bertawakal pada bekal.
Bahwasannya tawakal itu dari mula sampai tidak terkira pada masa dan suasan inilah syafarnya para salaf ; mereka berbekal namun tawakalnya tidak datang karna sebab sebab yang menghadirkannya, inilah yang di maksud Ibnu Atoilah RH dalam hikamnya "tanda keberhasilan seorang hamba dalam sebuah perjalanan adalah berserah diri sejak semula."

Namun bertawakal pada bekal artinya mereka bertawakal kepada sebab sebab yang mendatangkannya baik mereka membawa bekal ataupun tidak membawa bekal atau seperti orang yang berkata "berusaha saja dulu dengan maksimal setelah itu sisanya serahkan kepada Allah" mereka tidak sadar telah menjadikan yang utama (Allah) sebagai yang kedua (pelatian) ini sungguh sangat lancang bukan, ketika berhasil mereka katakan ini hasil jerih payahku dan ketika gagal mereka berputus asa dan berburuk sangka kepada Rabnya, atau seperti orang yang berkata "tidak usah membawa bekal kita serahkan saja segalanya kepada Allah SWT, mereka tidak sadar bahwa mereka telah meninggalkan hak-haknya terhadap Allah dalam syariat ; inilah tawakalnya orang orang bodoh. Maka hujatul islam Al Gazali RH mengatakan bahwa "berserah diri itu dengan pengetahuan bukan dengan kejahilan.

Syakik Al Balki

Kisah singkat Saqiq Al balqi tentang tawakal.

Dimasa awal-perjalanannya Saqiq Al balqi berjalan jalan bersama gurunya dan sampailah di sebuah padang pasir, lalu mereka melihat burung yang terkapar dengan sebelah sayapnya patah karna pemangsa. Kemudian mereka menyaksikan burung-burung yang lain berdatangan membawa makanan dan merawat burung tersebut hingga sembuh.
Kemudian saqiq Al balki berkata pada gurunya : "Setelah saya melihat langsung kebesaran Allah melalui peristiwa ini, saya memutuskan untuk meninggalkan seluruh kekayaan dan perniagaan saya bertawaqal sepenuhnya kepada Allah dan menempuh jalan tasawuf."
Lalu gurunya menjawab : "Cita-citamu sangat baik wahai anaku tapi Kenapa engkau malah meniru burung yang terluka, tidakah engkau melihat sekawanan burung yang membawa makanan dan merawatnya.?"
Bukankah tangan di atas lebih baik dari tangan yang di bawah dan bertasawuf tidak berarti miskin dan meninggalkan bekal yang telah di berikan Allah (lebih baik belanjakan di jalan Allah), bertasawuf juga tidak berarti bodoh dalam syariat (fiqih).

Catatan :
Kezuhudan bukan berarti kemiskinan, orang zuhud bisa juga kaya, kezuhudan itu artinya hilangnya hasrat duniawi di dalam hati. {Rabiahtul adawiyah}

Tawakal itu bukan tentang burung dengan sayapnya yang patah atau simpatinya sekawanan burung melainkan tawakal adalah keseluruhan kisah ini.

Kita harus faqih dan bertasawuf secara bersamaan sebagaimana Al Imam As Syafi'i RH.

Wallahu alam bisawab.

Melihat Nikmat

Firman Allah ;

و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”[(QS. Al Baqarah: 216)
Sodakallahuladzim.]

"Aku tidak pernah mempedulikan kesenanganku ataupun tangisanku karna aku tidak tahu mana di antara keduanya yang lebih baik bagiku menurut Allah." [(Umar bin Khotob) wallahualam bisawab]
"Memanglah demikian ; Setiap yang bergerak itu menuju kepada tabiatnya sendiri. Tak akan seekor sapi menghampiri seekor singa. Seekor serigala takkan tertarik kepada Yusuf, kecuali untuk mencabiknya."

"Dia yg meletakanmu pada taqdirmu saat ini adalah tuhan yang sama yang bisa memberikan kebaikan-kebaikan yang ia pilihkan untukmu, dialah Allah yang tiada sekuti baginya yang meletakan Aras di bawah Ar Rahmannya." ; Dia yg mengikat simpul dn dia jga yg meletakannya adalah tuhan yg sama yg merubah duri menjadi kuntuman mawar, tuhan yg sama yg menumbuhkan teratai di atas lumpur kotor.

Tuhan yg sama yg merubah kobaran api namruz menjadi sejuk semerbak lalu keluarlah ibrahim dengan selamat, tuhan yg sama yg mengganti dengan seekor kambing saat pisau tajam berada di leher ismail Alaihissalam, tuhan yg sama yg membawa kabilah pedagang untuk minum saat seorang pemuda tampan berada di dalam sumur, dialah Yusuf Alaihi sallam, tuhan yg sama yg menyelamatkan bai laki-laki hanyut di sungai nil kepada keluarga firaun sementara firaun sedang gencar mencari bai laki-laki untuk di sembelih, dialah Musa Alaihi Sallam.

Janganlah berputus asa terhadap rahmat Allah apalagi berburuk sangka.
Kadang kala kebaikan itu berada dalam kobaran api kadang juga berada di mata pisau. Dan khalilullah Ibrahim Alaihissalam menerima keduanya dengan sabar. Hingga Allah memuliakannya dan "keturunannya."

"Berbuat baiklah pada orang yang menyakitimu bukan karna ia layak mendapatkan kebaikan tetapi karna kau adalah orang baik dan Allah yang maha adil hendak memberi kebaikan padamu, atau ia Allah hendak memberi petunjuk melalui kebaikanmu."

Selagi nadi  berdenyut selalu ada kesempatan untuk bertaubat, Karna orang yang hendak membunuh Rasulullah salallahualaihi wassalam pun kini jasadnya terbaring di samping kuburan beliau. Dialah Umar Bin Khotob.

Wallahualambissawab.

Buah mangga

"Buah mangga yang matang lebih dulupun kadang kala di takdir untuk patah dan jatuh dari pohonnya di guyur hujan, dimamah mentari, membusuk tidak di hargai, tidak di kenang, tidak di ingat, tidak di lihat kecuali kebusukannya itu. Tertimbun di dalam tanah, di injak dan di anggap tidak ada sampai akhirnya ia menjadi pohon yang di harapkan semua orang" ; Diam dan kunci mulutmu sekuat mungkin, jangan terlalu menghiraukan persepsimu apakah hatimu menangis ataupun tersenyum sampai ia yang kuasa menjelaskannya kepadamu hakikat tangis dan senyumu wahai jiwa ini adalah salah satu siklus yang maha sempurna dan maha bijaksana. Teruslah berharap kebaikan kepada Allah yang maha baik diantara tangis dan senyumu 'karna duduk dalam sunyi selalu mencuri perhatian langit dan jeritan dalam mulut yang terkunci sangat mungkin menembus dinding arasi.'

Aku katakan segala urusanku

Aku mengatakan segala urusanku (do'a) bukan untuk memberitahukannya kepadamu yang maha tahu, tapi aku mengatakannya untuk memberitahu diriku sendiri bahwa aku hanya seorang hamba." ; Aku tidak pandai berkata-kata dan cenderung terbata-bata, tapi aku di beritahu bahwa engkau mengerti melampaui dari sekedar kata-kata, karna itu aku memberanikan diriku untuk menghadapmu meski 'payah penuhluka, meski kotor dan buruk pakaianku' tapi demi keagunganmu tolong maafkanlah... Engkau tahu aku tidak memiliki alasan lain untuk menghadapmu selain itu.

Duhai yang terpilih

"Duhai yang terpilih jangan terlalu terganggu dengan apa yang kau lihat, dengan apa yang kau dengar, dengan apa yang kau rasakan. Biarkan saja ia dan suasananya di dalam hati seperti 'suluh yang menyala di bukit sinai' ; Janganlah engkau menjadikan 'jejak Rasul' sebagaimana seleramu karna itu bisa berarti membangkitkan 'berhala samiri'. Ketika engkau menyadari hal ini tidak ada yang bisa di ungkapkan dan tidak ada yang bisa di sembunyikan karna dunia ini tidak akan mampuh menerjemahkannya, tidak ada yang zahir dan yang batin kecuali dia. Ketika debu-debu berterbangan seharusnya engkau mengerti kenapa '70 puluh orang terpilih jatuh tersungkur mati' di gunung itu."

Kepemimpinan

"Siapa yang ingin memimpin berjalanlah di belakang mereka yang di pimpin, karna kamu 'sebenarnya tidak memiliki indra dan satu satunya indramu harusnya hanya kebijaksanaan' ; dengannya kamu bisa mengenal mereka secara individu dan mengurusnya secara kelompok : itulah mengapa Sayidina Ali Ra menulis dalam sepenggal suratnya 'kalian harus melihat dengan mata rakyat, mendengar dan merasakan dengannya'."
"Jika kamu di karuniai 3 senjata yakni Kekayaan, pedang, dan cemeti, itu artinya kamu harus siap 'menjaga pintu Neraka', yang dengannya kamu harus mengusir umat dari pintu itu atau jika sebaliknya kamu akan memimpin mereka memasukinya (neraka)."
“Berkenaan dengan anak buahmu, engkau adalah sebuah telaga dan anak buahmu adalah anak-anak sungainya. Apabila telaga itu airnya bening, niscaya ia tidak akan cemar karena kekeruhan anak-anak sungai tersebut. Apabila telaga itu keruh, betapakah mungkin anak-anak sungai tersebut akan bening?.”

Ingatlah secara implisit sebenarnya kalian sedang mengincar posisi Abu bakar yang setia maka Allah akan menuntut kesetiaan di antara kalian. Kalian sedang mengincar posisi umar yang bisa membedakan kebenaran dan kepalsuan maka Allah menuntut di antara kalian bisa membedakan kebenaran dan kepalsuan. Kalian sedang mengincar posisi usman yang di karuniai cahaya kesederhanaan dan kehormatan maka Allah menuntut di antara kalian berasikap sederhana dan terhormat. Kalian sedang mengincar posisi Ali yang adil dan bijaksana maka Allah menuntut di antara kalian bersikap adil dan bijaksana.

Ini tidaklah mudah kawan...?
Yang karna itu umar yang 'perkasapun' menangis sepanjang malam, yang karena itu ia berjalan tergopoh-gopoh puluhan Mil dengan gandum di pundaknya."

Tapi kami tidak menuntut kesempurnaan, melainkan tunjukan bahwa kalian benar-benar 'insan terpilih'.

لَقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ فِىۡۤ اَحۡسَنِ تَقۡوِيۡمٍ

Di antara mahluk manusia adalah mahluk pilihan dan Insan terpilih itu mereka yang 'paling berdarah', mereka yang 'paling berkeringat', mereka yang paling 'berair mata' terkadang 'salah dan lalai' ; Saya salut kepada mereka 'yang paling berdarah' yang dengannya mereka menjaga darah orang lain.
Saya salut kepada mereka yang 'paling berkeringat' dengannya mereka menghargai dan melindungi harta orang lain.
Saya salut kepada mereka yang 'paling berair mata' dengannya mereka menjadi pelipur kesedihan orang lain.
Berkenaan dengan dirinya ; Ketika berdarah ia berserah ketika berkeringat ia tabah ketika berairmata ia bersabar, kesalahan dan kelalaiannya menjadi titian keparipurnaan.