"Dalam diri ada hal yg bisa membuat kita sama dlm perbedaan dan berbeda dlm kesamaan," dia yg bernama Hati.
Kita memang di karuniai perbedaan tapi kita punya satu hati yg sama. Terkadang kita memiliki kesamaan tapi kita punya keadaan hati yg berbeda.
"Hati kita sama hanya keadaannya yg berbeda."
"Kita memiliki wajah dn bahasa yg berbeda namun ia hati hanya memiliki satu wajah dn satu bahasa saja.
"Karna itulah di katakan kenalilah hatimu kita akan mengenali segalanya."
Tidak ada wajah yg tidak dikenalinya dan tidak ada bahasa yg tidak di fahaminya.
"Perbedaan lahir dari perspektif pemikiran belaka,"pemikiran menuntut keberadaan dn keberadaan di antaranya menuntut bentuk, karna itu pemikiran tidak bisa di gunakan pada hal hal metafisik meski kadang kala pemikiran menuntut lebih karna fikiran menyadari keberadaan tidak selalu menuntut bentuk fisik, namun jika di paksakanpun penyajiannya akan tidak rasional berbentuk syakwasangka, karna Pemikiran lahir dari apa yg kita sebut akal atau rasio.
Yah... inilah isyarat dari alam yg jauh.
Dimana ia berkata; ingatlah pada sumpahmu;
وَ اِذْ اَخَـذَرَ بُّـكَ مِنْ بـَـنِى ادَ مَ مِنْ ظُــهُـوْرِهِمْ ذُ رِّ يــَّـتَــهُمْ وَ اَشْـهَـدَ هُمْ عَـلى اَ نْــفُسِـهِمْ، اَ لَسْتُ بِـرَ بِّـكُـمْ ؟ قَـالُـوْا بَـلى شَهِدْ نَـا اَنْ تَــقُـوْ لُـوْا يـَـوْ مَ الْــقِــيَامَــةِ اِنَّـاكُـــنَّاعَنْ هذَا غـفِـلِـيْـنَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, QS. 7 : 172
Persamaan harus dn akan lahir dari perspektif keadilan tapi keadilan tidak berarti menuntut kesamaan maka itulah kehebatannya, dn keadilan lahir dari cahaya yg memancar dari dlm dalam hati.
Ketahuilah Cahaya keadilan hanya datang dari sisi Rabmu yg memancar pada hatimu.
Karna itu di ungkapkan "kebenaran tidak datang kemudian, ia telah ada pada mulanya, yg harus di lakukan adalah membebaskan hati dari belenggu hawa nafsu. selama kita mencari kebenaran kita tidak akan salah dn kita akan menemuinya jauh dlm dirimu."
Maka di ungkapkan melintasi semua pandangan dn tidaklah di katakan melintasi kecuali ia berbeda dengan menyeberang dn bukanlah menjadi maksud menafikan ayat yg bersanding dengannya dn yg menjadilah maksud menarik di antara perbedaan yg tidak melewati batas kaidah syar'i.
"kitalah yg jauh Allah itu dekat."
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. [Qaff : 16]
Persamaan dn perbedaan keduanya di butuhkan.
Akal dn hati pun keduanya saling memerlukan.
karna itu kita tidak boleh hanya menggunakan salah satunya saja.
"Akal terikat pada tabiat dn hati terikat pada khaliq."
Tabiat terikat pada indra, pada umumnya dari sinilah lahir pengetahuan apakah itu kebenaran atau keburukan keduanya bisa di terima oleh akal.
Sedang Hati itu polos dn bening karnanya ia terkadang tenang atau bergejolak tidak boleh tidak ia membutuhkan pengetahuan dlm perbendaharaan akal bagi kepolosannya namun ia hanya suka pada satu pengetahuan yaitu kebenaran bagi kebeningannya se ianya ia hanya mencari kebenaran dari kebenaran dn untuk kebenaran maka kebenaran selalu menuntut pada amal, maka amal menuntut pada perbuatan dn perbuatan di pelihara oleh keikhlasan, ia konstan pada kebenaran namun ia masih melihat perbedaan.
Dibutuhkan karunia berikutnya yaitu Ridho dimana ia tidak lagi melihat perbedaan, ia tidak lagi tercemar oleh rasa dn suasana lalu tenanglah ia. Karnanya "kebenaran tidak boleh di potong potong menjadi beberapa bagian lalu meletakannya pada sebuah sistem, dn kebenaran itu haruslah utuh."
Namun angin keajadian sesekali meresap sampai ke tulang sumsum dan tidak boleh tida hati akan bergejolak.
Baik.
Jadi demikian keduanya saling mumbutuhkan meski terkadang hati bisa menerima pengetahuan dengan instan dlm tahapan yg lebih jauh lagi namun tetap saja ia harus menyimpannya dlm gudang akal.
Karnanya itu tidak mungkin lagi bertumpu pada keduanya...!
Lalu di tinggalkanlah keduanya akal beserta gudangnya dan hati beserta marifatnya.
Segalanya ia tumpukan pada Allah sahaja dn semuanya telahlah diserahkan pada pemilik segalanya.
Kini ia sunyi menanti di depan gerbang istannya menyerahkan diri dn terbakar begitu hebat menahan kerinduan.
Jalan ini hanya bisa di tempuh dengan penyerahan.
Dan di katakan "tanda keberhasilan seorang hamba di akhir perjuangannya adalah berserah diri sejak semula."
Karna itu khalilullah Ibrohim Alaihi salam berkata kepada Rabnya ; "Aslamtu lirobil alamin. "
Ia berdo'a yg di abadikan dlm kitabullah " Robana wajalana muslimaini laka wamin duriyatina umatan muslimatalak.
Wallahu a lam....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar