Rabu, 29 April 2020

sekilas pohon pengetahuan

"Ketika sebuah benih akan tumbuh pokok dan daunnya terlihat tidak jauh berbeda ukurannya,[1] setelah beranjak dewasa pokok dan akarnya mulai menguat, berangsur dahanpun muncul, seiring usia rantingnyapun mulai bercabng dan banyak bersinggungan." Den semua manusia tau kelanjutan siklus itu setelah menua.
Begitulah perjalanan pengetahuan di dunia ini semua akan bersepakat pada akar pokoknya, berhubung kait pada dahannya dan akan berselisih pada rantingnya dan bagian masing-masing orang adalah apa yang mampuh ia kecapi pada buahnya.
"Segala yang terlihat mempunyai akarnya di balik penglihatan kita. Bentuk akan berubah, namun intisarinya tetaplah sama"
Catatan :
1. Ini adalah awal dari pengetahuan.
Sayidina umar bin khotob RA setidaknya membagi 3 keadaan orang menuntut ilmu : 
Pertama Ia akan merasa sombong dan semoga Allah tidak menghentikan kita di tahap ini, selanjutnya menginjak tingkatan kedua ia akan Tawadhu, dan yang terakhir Ia akan merasa bodoh. Karna itulah ada sebuah istilah "semakin banyak seseorang mengerti hal ihwal maka akan semakin sedikit ia mengetahui."

Jumat, 17 April 2020

Hikmah

[13/4 10.26] bocah neraka009: Ya Mustafa ya sayidi...
Engkau adalah wujud nyata cintaku kepada Al Haliq.
Lisanku yang 'memujimu' adalah munajatku, kita berkumpul bersama bagai makna-makna, terpisahpun bagai makna-makna.
Jika 'kega'iban-mu' adalah kelemahan dari lintas mataku, buatlah serasi dari dalam diriku agar aku bisa layak mendekapmu.😭
Bagindaku Bagindaku Bagindaku... Lihatlah aku yang kelelahan ini, lemah lunglai bagai tikar usang terhempas angin, yang tersesat begitu jauh di tanah kering ini, entah hidup atau mati. Dahaga yang tak kunjung terobati  melihat pasir bagai air akankah aku layak meneguk di telaga itu.
Ya... Malik ya... Malik ya... Malik segala puji hanya milikmu dan akan tertuju padamu, dengan pujian pujian yang kau karuniakan kepadaku atau yang tidak kau karuniakan padaku dengan pujian pujian yang layak bagimu di seluruh alam yang engkau ajarkan pada kami dan yang engkau rahasiakan.
Ya... Rahman.
Tolonglah aku..?
Jika aku buta karuniakan tongkat padaku, jika aku melihat ajarkan aku untung mengenali tanda-tanda yang di tinggalkan Bagindaku, jika aku tersesat tarik aku, jika aku lemah papah aku?
[14/4 13.53] bocah neraka009: Aku kagum dengan orang berbicara, "Aku telah ingat Allah"
Duhai... apakah aku mabuk, apakah aku alpa?  Lalu ku ingat yang ku lupa.
kuminum 'gelas demi gelas' hingga tuntas habis, ku remukan cermin demi cermin namun tidak puas pula dahagaku.
"Lalu kudengar dari 'domba terkutuk' : "kenapa engkau menempuh perjalanan pan, hingga kau begitu merana?"
Kalaulah demikian menurutmu : sepertinya aku 'hamba yang terusir'
Biarlah aku terbakar di sini, terbenam di tanah gersang dan tenggelam dalam lautan rahmatnya.
[14/4 21.11] bocah neraka009: Orang yang tidak mengingat Allah dalam kehidupannya seperti orang yang hilang ingatan (gila)
[15/4 17.56] bocah neraka009: “Tidak termasuk cinta yang benar orang yang tidak sabar dalam menghadapi Tuhan.” Orang itu kemudian mengatakan “Tidak benar pula cintanya orang yang merasakan kenikmatan dari suatu cobaan.”.

Sabtu, 11 April 2020

Seberkas Nasihat

[8/4 17.34] bocah neraka009: Ada sebuah pepatah kuno yang mengatakan "Jika kau tidak mengubah arahmu mungkin saja kau bisa sampai pada tujuanmu" ;
Pelaut yang handal tidak akan merubah arah kapal (tujuan) hanya karna angin badai ; cukuplah baginya mengendalikan layar.
"Berlayarlah dengan kecerdasan juga keberanian karna pantai tidak pernah mengenang siapapun," dan meskipun kapalmu karam kau tetap jadi bagian dari samudra.
Catatan :
Segala apapun yang telah di gariskan sang maha kuasa adalah keberuntungan.
[10/4 12.49] bocah neraka009: "ini adalah tempatnya ketidak sempurnaan" siapa saja 'mencoba sempurna' terjerumus ia pada jurang 'keangkuhan' ; cobalah memandang bahwa semua ini (dalam hal ibadah) adalah karunia Allah yang harus di terima dengan senang hati jauhilah "waswas yang berlebihan" : karena tidak sedikit kehawatiran seseorang terhadap "sesuatu yang 'samar' justru 'menjelaskan' posisinya pada keangkuhan."
[10/4 13.05] bocah neraka009: Catatan:
Katakutan seseorang pada kesalahan yang sifatnya di luar kemaksiatan (waswas) justru melahirkan keangkuhan.
Sedikit amal yang di barengi keyakinan terhadap karunia Allah itu lebih baik dari banyak beramal tetapi selalu merasa kurang /ragu (karna waswas) {Abu Hasan as Sadzili}
Namun ini tidak berarti menyuruh kita lemah dalam beramal tapi ini menyiratkan kita menjauhi waswas : karna waswas itu cita cita setan.
[10/4 13.48] bocah neraka009: Bagaimana cara kita bisa hidup?

"Manusia itu bisa 'mengatur' dirinya sendiri" kurang lebih begitulah redaksi yang di katakan orang ateis ketika berdebat dengan sayidina Ali KW.
Lalu beliau (sayidina Ali KW) mengajukan beberapa pertanyaan :
1. Siapa yang menentukan kelahiranmu?
2. Siapa yang memilihkan bapakmu?
3. Kenapa kau dilahirkan ibumu?
[11/4 15.28] bocah neraka009: 'Ilmu itu juga fitnah' ; dan di antara 'Kesalahan dalam ilmu adalah mewajibkan sesuatu yang tidak wajib {Sayid Abdullah bin Husain bin tohir}
menganggap'[1] atau 'mengamalkan seolah suatu perkara (dalam hal ibadah) itu wajib'[2] padahal tidak wajib itu adalah pelanggaran terhadap konstitusi ilmu.
Catatan :
1. Menganggap wajib hal yang tidak wajib itu fitnah aqal (kebodohan)
2. Mengamalkannya sehingga orang lain menganggap perkara itu wajib padahal tidak (ini berlaku pada para 'guru')

Syair

[12/4 10.03] bocah neraka009: Ya Mustafa ya sayidi...
Engkau adalah wujud nyata cintaku kepada Al Haliq.
Lisanku yang 'memujimu' adalah munajatku, kita berkumpul bersama bagai makna-makna, terpisahpun bagai makna-makna.
Jika 'kega'iban-mu' adalah kelemahan dari lintas mataku, buatlah serasi dari dalam diriku agar aku bisa layak mendekapmu.😭
[12/4 10.13] bocah neraka009: Sebagian orang yang di berkahi kagum melihat 'gelas yang di basahi air karena cemerlang beningnya' lalu 'mutiara yang tumbuh di bumi emas'.
Sementara aku di cela penduduk bumi, sendiri sunyi mengagumi kilauan Air di dalam api 🔥 dari tanah yang terbakar ketika dahulu di warisi Namruz di negeri Babil sebagai simpanan sejak zaman nenek moyangnya.
[12/4 10.26] bocah neraka009: Cinta...
"Tidak kutemukan sebutan pada hari-hari itu, tidak kutemukan bilangannya atau tempatnya tidak pula waktu" ; ketika 'sang kekasih hadir merengkuh tanganku dan berlalu terbakar hatiku menahan rindu.'
Seperti penghuni neraka. Jika kulit-kulitnya terpanggang, kembali pula kulit-kulit itu untuk sebuah derita panjang : Rasa sakit itu membuatku tetap hidup tapi tidak cukup membuatku mati.
"Bukanlah orang mati itu berbaring seperti mayat, kematian adalah mati kehidupannya."
[12/4 10.31] bocah neraka009: "lihatlah bayangan sampai ujungnya, berkurang ketika ia memanjang." ; 'Saat cahaya hilang jasad akan sirna lalu apa guna bayanganmu tanpa tubuh.'
[12/4 10.48] bocah neraka009: Aku kagum dengan orang berbicara, "Aku telah ingat Allah"
Duhai... apakah aku mabuk, apakah aku alpa?  Lalu ku ingat yang ku lupa.
kuminum 'gelas demi gelas' hingga tuntas habis, ku hancurkan cermin demi cermin namun tidak puas pula dahagaku.
"Lalu tersirat "kenapa engkau menempuh perjalanan ini, hingga kau begitu merana?"
Biarlah aku terbakar di sini, tanggelam dalam samudra tak bertepi.
[12/4 10.58] bocah neraka009: Betapa tumpulnya mata, lemah lunglai tulang belulang, berlalu pulalah seluruh cita-cita. Jika tahu kita hanya hendak menangisi yang maklumnya tiada.
Sejak semula lebih baik meratap kepadanya yang maha hidup bukannya meratap pada yang akan hancur binasa.
Menangislah sejadi jadinya jika engkau mau menangis dan merenungi...